Manado  (Antara News) - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Utara (Sulut) Olvie Atteng mengatakan telah mengekspor gagang cengkih sebanyak 6.000 kilogram ke Jepang pada pekan terakhir bulan Juni 2014.

         "Gagang cengkih sebanyak 6.000 kg tersebut mampu memberikan devisa sebesar 16.800 dolar Amerika Serikat (AS) ," kata Olvie, di Manado, Sabtu.

         Ekspor gagang cengkih ke Jepang tersebut, kata Olvie, memberi peluang pengembangan produk turunan cengkih dalam upaya meningkatkan pendapatan petani.

         "Selama ini sebagian besar petani hanya menaruh harapan terhadap buah cengkih sebagai sumber penghasilan, padahal produk turunan lain seperti gagang cengkih terbuka lebar pasarnya," katanya.

         Ia mengatakan sebagian besar petani selama ini hanya menganggap gagang cengkih sebagai sampah dan tidak dioptimalkan untuk produksi yang menghasilkan uang.

         "Dengan adanya ekspor gagang cengkih ke Jepang, memberi sinyal bagi petani, bahwa mereka dapat memperoleh pendapatan lebih tinggi jika mengoptimalkan produk turunan lain seperti gagang cengkih ini," katanya.

         Ia menjelaskan, sudah saatnya petani cengkih di Sulut untuk lebih mengoptimalkan hasil panen lainnya, seperti gagang cengkih, karena ternyata harganya cukup baik.

         Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Disperindag Sulut T Hasudungan Siregar mengatakan realisasi ekspor gagang cengkih ke Jepang menjadi hal yang menarik untuk petani Sulut.

         "Kalau selama ini petani hanya mengenal buahnya, nah dengan adanya ekspor gagang membuka peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan petani," katanya.

         Ia mengatakan, harga buah cengkih kering di Sulut menjelang Ramadhan tahun ini, masih di kisaran cukup baik yakni Rp153 ribu per kilogram.

         Selain ke Asia, produk gagang cengkih Sulut juga diekspor ke negara-negara Uni Eropa, katanya.

Pewarta : Jootje Kumajas
Editor :
Copyright © ANTARA 2024