Kendari (Antara News) - Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), mulai melakukan uji coba eksavator amfibi untuk mengeruk teluk Kendari yang sudah mengalami pendangkalan.
Uji coba eksavator yang dioperasikan operator dari "ultra trex" ini menggali lumpur yang terdapat dibibir teluk Kendari dan menumpuk di sekitar lokasi itu, disaksikan langsung oleh Wali Kota Kendari, Asrun, Kamis.
Asrun mengatakan, alat berat seharga lebih dari Rp4 miliar ini merupakan salah satu langkah pemerintah kota Kendari menangani teluk Kendari.
"Kebutuhan kita untuk alat ini cukup besar, kalau perlu kita bisa miliki 10 unit, tetapi cukuplah tahap awal ini kita tunjukkan pada masyarakat bahwa ada solusi penanganan teluk Kendari," katanya.
Untuk penanganan teluk Kendari kata Asrun, pemerintah kota akan meminta pada sejumlah pihak, termasuk gubernur untuk membantu penambahan alat berat serupa.
Menurut Asrun, penanganan teluk Kendari bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah kota, namun sejumlah daerah seperti Konawe Selatan yang menjadi daerah penyangga harus ikut bertanggung jawab termasuk pemda Sultra.
"Rencananya tiap tahun kita akan mengadakan alat ini, supaya betul-betul teluk Kendari ini kita bisa pertahankan eksistensinya," ujarnya.
Tahun 2014 ini katanya, pemerintah kota Kendari mengadakan sebanyak 3 unit alat berat yakni, eksavator amvibi, eksavator long arm dan eksavator standar.
"Pengadaan 3 alat berat ini menggunakan APBD kota Kendari dengan total anggaran lebih dari Rp7 miliar," katanya
Uji coba eksavator yang dioperasikan operator dari "ultra trex" ini menggali lumpur yang terdapat dibibir teluk Kendari dan menumpuk di sekitar lokasi itu, disaksikan langsung oleh Wali Kota Kendari, Asrun, Kamis.
Asrun mengatakan, alat berat seharga lebih dari Rp4 miliar ini merupakan salah satu langkah pemerintah kota Kendari menangani teluk Kendari.
"Kebutuhan kita untuk alat ini cukup besar, kalau perlu kita bisa miliki 10 unit, tetapi cukuplah tahap awal ini kita tunjukkan pada masyarakat bahwa ada solusi penanganan teluk Kendari," katanya.
Untuk penanganan teluk Kendari kata Asrun, pemerintah kota akan meminta pada sejumlah pihak, termasuk gubernur untuk membantu penambahan alat berat serupa.
Menurut Asrun, penanganan teluk Kendari bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah kota, namun sejumlah daerah seperti Konawe Selatan yang menjadi daerah penyangga harus ikut bertanggung jawab termasuk pemda Sultra.
"Rencananya tiap tahun kita akan mengadakan alat ini, supaya betul-betul teluk Kendari ini kita bisa pertahankan eksistensinya," ujarnya.
Tahun 2014 ini katanya, pemerintah kota Kendari mengadakan sebanyak 3 unit alat berat yakni, eksavator amvibi, eksavator long arm dan eksavator standar.
"Pengadaan 3 alat berat ini menggunakan APBD kota Kendari dengan total anggaran lebih dari Rp7 miliar," katanya