Kendari (Antara News) - Kalangan DPRD Sulawesi Tenggara prihatin terhadap pelayanan di Rumah Sakit Umum (RSU) Bahteramas, Baruga Kota Kendari.
"Saya atas nama dewan, sekaligus mewakili masyarakat yang pernah mendapat perawatan di RSU Bahteramas itu, merasa prihatin dengan kondisi pelayanan di rumah sakit yang minim fasilitas, padahal anggaran yang sudah terserap di RSU itu sudah mencapai ratusan miliar rupiah," kata Sekertaris Komisi IV DPRD Sultra, Ryha Madi di Kendari, Selasa.
Pernyataan anggota DPRD itu saat sidang paripurna terkait pemandangan fraksi-fraksi di DPRD, Senin (7/7), atas jawaban pihak eksekutif terhadap laporan pertanggungjawaban atas rancangan peraturan daerah mengenai laporan hasil keuangan daerah (LHKP) tahun anggaran 2013 yang dipimpin ketua DPRD LM Rusman Emba.
Menurut Ryha, fasilitas di RSU Povinsi yang telah menggunakan anggaran cukup besar terdiri dari bantuan PIP Rp160 miliar, dan APBD yang tahun ini dianggarkan Rp60 miliar serta bantuan dari perusahaan tambang dan pihak lain miliaran rupiah itu, dianggap sangatlah tidak wajar dengan kondisi pelayanan yang terkesan mengecewakan itu.
"Saya berharap kepada pihak Badan Pengawas daerah (Bawasda) untuk melakukan penyelidikan terkait kinerja RSU Bahteramas yang banyak dikeluhkan masyarakat, khususnya di Kota Kendari," ujarnya.
Mendengar masukan dari anggota DPRD, Ketua Bappeda sultra yang juga ketua forum SKPD, Nasir Andi Baso mengatakan, masukan serta kritikan dari para anggota dewan akan menjadi perhatian serius oleh pemerintah provinsi.
Menurut Nasir, bahwa pembangunan rumah sakit provinsi itu, hingga kini masih terus berjalan, sehingga pihaknya belum dapat menyimpulakan secara keseluruhan prosentasi pencapaian kinerja RSU itu.
Namun demikian, kata mantan pejabat Bupati Buton Utara periode 2012 itu akan secepatnya membentuk tim khusus untuk melakukan investigasi terkait item-item pekerjaan yang telah dilakukan pihak kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut.
"Tentu yang paling mendesak kita panggil adalah pihak perusahaan, termasuk instansi teknis yang terlibat langsung dalam pekerjaan di RSU Bahteramas itu," ujarnya.
Direktur RSU Bahteramas Sultra, dr Abdul Razak mengatakan, kondisi RSU bahteramas saat ini diakuinya memang masih terus dalam pekerjaan, terutuma jalan masuk rumah sakit dan kawasan parkir kendaraan yang rusak dan becek.
Apalagi dalam kondisi hujan seperti saat ini, arus kendaraan proyek yang mengerjakan itu keluar masuk mengangkut bahan material sehingga becek dan jorok di halaman gedung utama rumah sakit itu.
"Saya atas nama dewan, sekaligus mewakili masyarakat yang pernah mendapat perawatan di RSU Bahteramas itu, merasa prihatin dengan kondisi pelayanan di rumah sakit yang minim fasilitas, padahal anggaran yang sudah terserap di RSU itu sudah mencapai ratusan miliar rupiah," kata Sekertaris Komisi IV DPRD Sultra, Ryha Madi di Kendari, Selasa.
Pernyataan anggota DPRD itu saat sidang paripurna terkait pemandangan fraksi-fraksi di DPRD, Senin (7/7), atas jawaban pihak eksekutif terhadap laporan pertanggungjawaban atas rancangan peraturan daerah mengenai laporan hasil keuangan daerah (LHKP) tahun anggaran 2013 yang dipimpin ketua DPRD LM Rusman Emba.
Menurut Ryha, fasilitas di RSU Povinsi yang telah menggunakan anggaran cukup besar terdiri dari bantuan PIP Rp160 miliar, dan APBD yang tahun ini dianggarkan Rp60 miliar serta bantuan dari perusahaan tambang dan pihak lain miliaran rupiah itu, dianggap sangatlah tidak wajar dengan kondisi pelayanan yang terkesan mengecewakan itu.
"Saya berharap kepada pihak Badan Pengawas daerah (Bawasda) untuk melakukan penyelidikan terkait kinerja RSU Bahteramas yang banyak dikeluhkan masyarakat, khususnya di Kota Kendari," ujarnya.
Mendengar masukan dari anggota DPRD, Ketua Bappeda sultra yang juga ketua forum SKPD, Nasir Andi Baso mengatakan, masukan serta kritikan dari para anggota dewan akan menjadi perhatian serius oleh pemerintah provinsi.
Menurut Nasir, bahwa pembangunan rumah sakit provinsi itu, hingga kini masih terus berjalan, sehingga pihaknya belum dapat menyimpulakan secara keseluruhan prosentasi pencapaian kinerja RSU itu.
Namun demikian, kata mantan pejabat Bupati Buton Utara periode 2012 itu akan secepatnya membentuk tim khusus untuk melakukan investigasi terkait item-item pekerjaan yang telah dilakukan pihak kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut.
"Tentu yang paling mendesak kita panggil adalah pihak perusahaan, termasuk instansi teknis yang terlibat langsung dalam pekerjaan di RSU Bahteramas itu," ujarnya.
Direktur RSU Bahteramas Sultra, dr Abdul Razak mengatakan, kondisi RSU bahteramas saat ini diakuinya memang masih terus dalam pekerjaan, terutuma jalan masuk rumah sakit dan kawasan parkir kendaraan yang rusak dan becek.
Apalagi dalam kondisi hujan seperti saat ini, arus kendaraan proyek yang mengerjakan itu keluar masuk mengangkut bahan material sehingga becek dan jorok di halaman gedung utama rumah sakit itu.