Rumbia   (Antara News) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bombana kekurangan 80 persen atau 506 kotak suara dan 100 persen atau 646 bilik suara untuk Pemilu Presiden 9 Juli.

Sekretaris KPU Bombana Andi Patiroi di Rumbia, Senin, mengatakan sejak kebakaran gudang KPU Bombana tahun 2011 yang meluluhlantakan seluruh isi gudang, tidak pernah ada pengadaan kotak suara dan bilik suara berbahan baku aluminium.

"Aturannya sekarang harus menggunakan kotak dan bilik yang terbuat dari aluminium. Bilik dan kotak aluminium kita yang ada di gudang habis sedangkan yang tersisa berasal dari PPK," katanya.

Kotak suara yang tersisa di gudang KPU Bombana sebanyak 140 buah, sementara kebutuhan sebanyak 646.

Jumlah TPS di Bombana yang sebanyak 323 membutuhkan dua kotak per TPS, sehingga kekuranganya sebanyak 506.

Sedangkan bilik suara KPU Bombana tidak memilikinya lagi, padahal kebutuhan bilik juga minimal dua per TPS atau sebanyak 646 bilik.

Untuk mengatasi kekurangan tersebut, KPU Bombana akan meminta pinjaman kotak suara kepada KPU tetangga, misalnya KPU Konawe Selatan yang memiliki kotak yang cukup banyak. Permintaan tersebut dikoordinir oleh KPU Sultra.

"Kami upayakan masalah ini teratasi secepatnya sebab hari H pemungutan suara semakin dekat. Kami rencanakan distribusi logistik dimulai H-5," katanya.

Untuk bilik suara, katanya, tidak menjadi masalah serius sebab KPPS bisa mengakali pembuatan bilik di TPS dengan bahan bahan yang ada di masing-masing wilayah, misalnya dengan membuat bilik dari kain atau bahan lainnya.

"Berdasarkan pengalaman Pemilu sebelumnya, masing-masing KPPS memiliki cara untuk membuat bilik dengan bahan seadanya, seperti menggunakan terpal, ada dari kain, ada yang membuat dari tripleks atau papan.

Mereka sangat kreatif asalkan disampaikan model bilik yang digunakan itu bagaimana. Karena itu, kita tidak permasalahkan bilik, yang kita cemaskan ini adalah kotak suara," katanya

Pewarta : Ashari
Editor :
Copyright © ANTARA 2025