Ambon  (Antara News) - Pemerintah Kota Ambon segera melakukan evaluasi keberadaan lokalisasi pekerja seks komersial Tanjung Batu Merah di Kecamatan Sirimau.

         "Lokalisasi tanjung batu merah ini tidak resmi sehingga kami sementara melakukan evaluasi keberadaan, manfaat serta dampak kemudian kita mengambil langkah," kata Wakil Wali kota Ambon, Sam Latuconsina, Senin.

         Menurut dia, penutupan lokalisasi gang Doly di Surabaya menjadi pertimbangan pihaknya apakah akan dilakukan upaya penutupan atau penertiban bertahap.

         "Memang kawasan tanjung Batu Merah tidak sebesar gang doly, tetapi bukan berarti kami akan membiarkan keberadaan lokalisasi tersebut, tetapi akan dilakukan upaya penertiban," katanya.

         Sam mengatakan, penertiban akan dilakukan secara bertahap agar para penghuni dapat meninggalkan kawasan tersebut bukan karena paksaan.

         "Jika masyarakat menghendaki kawasan tersebut untuk ditutup, kami akan menempuh kebijakan agar para penghuni tidak beralih ke kawasan lain di Ambon atau kabupaten lainnya di Maluku," ujarnya.

         Data yang dihimpun Dinkes Ambon, sebanyak puluhan pekerja seks komersil (PSK) di lokalisasi Tanjung, desa Batumerah, Kota Ambon ditemukan terinfeksi HIV/AIDS.

         "Lebih dari 30 pramuria di lokalisasi Tanjung saat ini terinfeksi HIV/AIDS. Hal ini akan menjadi evaluasi kami kedepan," katanya.

          Ia mengakui, kesadaran masyarakat untuk merubah perilaku hidup merupakan kunci utama penularan penyakit berbahaya ini. Jika kesedaran ada maka jumlah ini akan mengalami penurunan.

         "Kami terus melakukan sosialisasi mengenai dampak akibat yang ditimbulakn dari HIV AIDS , dintaranya bagaimana penularan HIV AIDS itu bisa terjadi serta cara-cara menghindari agar penyakit tersebut bisa dihindari sedini mungkin," kat Tresjee.

         Data Dinkes Ambon sejak Januari 1994 hingga 31 Maret 2014, jumlah kasus HIV/AIDS telah mencapai 1.345 kasus.

Pewarta : Penina Mayaut
Editor :
Copyright © ANTARA 2024