Manado,  (Antara News) - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Utara (Sulut) Olvie Atteng mengatakan daerah tersebut pada April 2014 mengekspor ikan tuna segar sebanyak 552 ton ke Thailand.

         "Ikan tuna segar itu mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar 8.838 dolar Amerika Serikat (AS)," kata Olvie Atteng di Manado, Rabu.

         Masyarakat Thailand sangat meminati ikan tuna segar asal Sulut karena rasa dan tekstur dagingnya berbeda dengan daerah lain ditandai permintaan terus meningkat.

         "Pengirim ke Thailand dilakukan secara langsung dan itu terjadi secara kontinu karena itu kesegaran dan mutu ikan tetap terjaga," kata Olvie.

         Kualitas barang selalu dijaga agar pengiriman terus berlanjut, karena kegiatan ekspor tersebut mampu memberikan devisa bagi negara.

         Pasar Thailand, katanya, terkenal salah satu negara sangat ketat dan teliti dalam soal uji kualitas produk.

         "Satu saja produk ikan tuna ditemukan mengandung bahan berbahaya seperti formalin, pasti akan ditolak.  Tetapi ini tidak terjadi untuk produk perikanan Sulut," paparnya.

         Salah satu faktor menyebabkan produk tuna Sulut dapat diterima pasar dunia, karena pelaku perikanan daerah ini sudah mampu menerapkan proses pengolahan yang benar sesuai standar internasional.

         "Pelaku perikanan di daerah ini, baik nelayan maupun pabrik ikan, telah diberi informasi secara berkesinambungan bagaimana menghasilkan kualitas ikan sebagaimana standar pasar luar negeri, " ungkapnya.

         Kata Olvie,  ikan tuna  merupakan salah satu produk perikanan yang saat ini tetap menjadi andalan Sulut diekspor ke negara mancanegara.

         Jenis ikan tuna yang diekspor Sulut, terdiri dari berbagai macam, tetapi paling banyak diminta pasar adalah tuna segar dan tuna beku, katanya
    


Pewarta : Jootje Kumajas
Editor :
Copyright © ANTARA 2024