Mamuju (Antara News) -  Bupati Mamuju, Sulawesi Barat, Dr H Suhardi Duka memanfaatkan momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dengan memberi penghargaan Satya Lencana Karya Satya kepada 13 tenaga guru dan kepala sekolah yang ada di daerahnya.

         Pemberian penghargaan terhadap tenaga guru ini dilaksanakan dalam upacara peringatan Hardiknas (2 Mei) yang dipusatkan di Lapangan Ahmad Kirang Mamuju, Jumat.

         Bupati Mamuju yang bertindak selaku inspektur upacara ini dikuti oleh sejumlah unsur Muspida maupun staf dan sejumlah siswa-siswi SMA,SMP dan murid SD.

         Kegiatan ini semakin bermakna dengan diserahkannya penghargaan Satya lencana Karya Satya kepada 13 guru dan Kepala Sekolah yang telah mengabdikan diri selama kurun waktu masing-masing 30 tahun, 20 tahun, dan 10 tahun.

         Bahkan dalam kesempatan itu juga diserahkan penghargaan kepada lima orang tokoh pendidikan yang dianggap selama dalam kariernya banyak berkontribusi terhadap kemajuan pendidikan di Kabupaten Mamuju, mereka antara lain Drs. H.Mustafa Kampil selaku mantan Kepala Dinas Dikpora Mamuju, H.Mustari Pondanga yang jabatan terakhirnya sebelum memasuki masa pensiun sebagai Kepala sekolah SMPN 2 Mamuju, H.Muh. Saleh Hamsjah dan Abdullah M selaku Pengawas TK, SD Disdikpora serta abdul Rasyid Marida selaku Kaur Sarana dan Prasarana Diknas.

         Suhardi mengatakan sepuluh tahun terakhir perhatian pemerintah di bidang pendidikan cukup besar, terbukti dari sejarah keuangan Indonesia telah terjadi peningkatan pengalokasian anggaran yang telah mencapai 20 persen dari total APBN.

         "Dana itu dialokasikan baik dalam bentuk BOS, BOSDA dan berbagai macam saluran lainnya. Tinggal bagaimana pemerintahan selanjutnya perlu melanjutkan yang baik dan yang jelek mari kita perbaiki," kata Suhardi.

         Secara khusus untuk pengelolaan pendidikan di daerah,  Bupati berpendapat sangat perlu ditunjang oleh semua jenjang pemerintahan.

         "Apa yang dilakukan Pemerintah Pusat telah cukup bagus tinggal bagaimana pemerintah provinsi memberikan dukungan terhadap kabupaten karena tidak satu kabupaten pun yang bisa mandiri mengelola pendidikannya,"terangnya.

         Ia menambahkan guna mendorong pembangunan pendidikan di daerah maka perlu adanya pemetaan potensi wilayah masing-masing sebelum dilakukannya pembangunan sarana pendidkan.

         "Katakanlah kami di Mamuju dan Mamuju Utara yang potensial di sektor perkebunan sawit dan kakao maka kami membutuhkan pendidikan SMP, SMA yang mengarah pada sektor perkebunan sawit dan kakao," jelasnya.

         Ia mengatakan daerah Majene memang tidak disiapkan sebagai kota pendidikan sebagaimana komitmen yang telah di buat bersama provinsi. Namun, bukan berarti Mamuju tidak dapat melakukan  pengembangan pendidikan.

         Selain memperhatikan soal infrastruktur, Pemkab Mamuju juga tengah intens melakukan penjaringan anak putus sekolah melalui gerakan kembali bersekolah.

         Salah satunya baru saja dicanangkan dengan membangun posko-posko pendidikan bagi anak yang putus sekolah.

         "Daya serap anak terhadap pendidikan merupakan salah satu indikator MDGs karenanya kami perlu membuat posko-posko untuk mengembalikan mereka ke sekolah, baik sekolah formal maupun non-formal," ujar Bupati Mamuju.

Pewarta : Oleh Aco Ahmad
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024