Makassar (Antara News) - Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Burhanuddin Andi dalam acara temu wicara dengan para pemangku kepentingan serta tokoh masyarakat menyimpulkan jika kekerasan yang dilakukan geng motor merupakan musuh bersama.
"Dari beberapa penanya dan yang menanggapi statement dari para akademisi serta pemerintah juga, semua sepakat menyebut jika geng motor itu musuh bersama," katanya di Makassar, Rabu.
Meskipun dirinya mengakui jika geng motor merupakan musuh bersama, namun dirinya tetap menganggap jika anak-anak yang terlibat kekerasan itu hendaknya diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri.
Gagasan yang disampaikan sebagian masyarakat dan akademisi di Makassar itu menjadi bahan pertimbangan untuk dijadikan sebagai acuan dalam penanganan geng motor yang masih berusia belia.
"Ada beberapa penekanan yang bisa kita pertimbangkan dan ini seharusnya dirumuskan supaya tidak lagi banyak bibit generasi muda yang melampiaskan rasa penasarannya dengan menabrak aturan-aturan yang ada," jelasanya.
Mantan Kapolwiltabes Makassar itu mengakui jika permasalahan geng motor sudah semakin meresahkan masyarakat Makassar selama hampir dua tahun ini dan intensitas kekerasan itu meningkat di tahun 2014.
Makanya, dirinya tetap memerintahkan jajarannya untuk tetap mengikuti semua aturan-aturan yang berlaku dan bagi para remaja yang terbukti melakukan tindak pidana kekerasan agar tetap ditindaki sesuai aturan yang berlaku.
"Saya perintahkan kepada semua jajaran untuk tetap mengikuti aturan yang ada dan jika ada anak-anak geng motor yang melakukan pelanggaran pidana, maka harus diproses sesuai dengan aturan yang ada," ujarnya.
Selain itu, mantan Kapolda Bengkulu itu telah memerintahkan kepada semua jajarannya untuk terus melakukan oprasi penyakit masyarakat (Pekat) termasuk patroli keliling selama 24 jam untuk mengantisipasi dan mengurangi tingkat kejahatan jalanan.
"Dari beberapa penanya dan yang menanggapi statement dari para akademisi serta pemerintah juga, semua sepakat menyebut jika geng motor itu musuh bersama," katanya di Makassar, Rabu.
Meskipun dirinya mengakui jika geng motor merupakan musuh bersama, namun dirinya tetap menganggap jika anak-anak yang terlibat kekerasan itu hendaknya diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri.
Gagasan yang disampaikan sebagian masyarakat dan akademisi di Makassar itu menjadi bahan pertimbangan untuk dijadikan sebagai acuan dalam penanganan geng motor yang masih berusia belia.
"Ada beberapa penekanan yang bisa kita pertimbangkan dan ini seharusnya dirumuskan supaya tidak lagi banyak bibit generasi muda yang melampiaskan rasa penasarannya dengan menabrak aturan-aturan yang ada," jelasanya.
Mantan Kapolwiltabes Makassar itu mengakui jika permasalahan geng motor sudah semakin meresahkan masyarakat Makassar selama hampir dua tahun ini dan intensitas kekerasan itu meningkat di tahun 2014.
Makanya, dirinya tetap memerintahkan jajarannya untuk tetap mengikuti semua aturan-aturan yang berlaku dan bagi para remaja yang terbukti melakukan tindak pidana kekerasan agar tetap ditindaki sesuai aturan yang berlaku.
"Saya perintahkan kepada semua jajaran untuk tetap mengikuti aturan yang ada dan jika ada anak-anak geng motor yang melakukan pelanggaran pidana, maka harus diproses sesuai dengan aturan yang ada," ujarnya.
Selain itu, mantan Kapolda Bengkulu itu telah memerintahkan kepada semua jajarannya untuk terus melakukan oprasi penyakit masyarakat (Pekat) termasuk patroli keliling selama 24 jam untuk mengantisipasi dan mengurangi tingkat kejahatan jalanan.