Jakarta, (Antara News) - Keluarga korban hilangnya pesawat Malaysia Airlines bernomor penerbangan MH370 jurusan Kuala Lumpur-Beijing akan diterbangkan ke Perth, Australia, bila telah ada kepastian mengenai penemuan pesawat itu.
"Malaysia Airlines mengklarifikasi bahwa kami akan membuat perencanaan guna menerbangkan anggota keluarga ke Perth, hanya bila sudah ada konfirmasi pihak berwenang bahwa reruntuhan yang ditemukan adalah berasal dari MH370," kata CEO Malaysia Airlines Group Ahmad Jauhari Yahya dalam rilis yang diterima di Jakarta, Senin.
Selain itu, ujar dia, Pusat Bantuan Keluarga Korban (Family Assistance Center/FAC) juga rencananya akan dibuat di Perth.
FAC bakal menjadi lokasi sentral dari semua kegiatan yang direncanakan untuk kepentingan keluarga korban termasuk untuk taklimat dan layanan religius/doa.
Ia menegaskan bahwa Malaysia Airlines sepenuhnya berkomitmen untuk mendukung semua upaya pemerintahan asing yang terus membantu mendapatkan pesawat nahas tersebut.
Maskapai tersebut juga berkomitmen untuk meneruskan kerja sama dengan semua pihak otoritas yang berwenang dalam penyelidikan terkait MH370. "Malaysia Airlines terus menyediakan kesejahteraan dan dukungan bagi keluarga korban," ujarnya.
Sebagaimana diberitakan Kantor Berita Reuters, Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan tidak ada batas waktu pencarian pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH370, yang tiga pekan lebih hilang di Samudra Hindia bersama 239 penumpangnya.
Sebanyak 20 pesawat dan kapal laut akan kembali menyisir kawasan seluas 2.000 kilometer di Samudra Hindia di barat Perth pada Senin (31/3) ini.
"Saya pastinya tidak memberikan batas waktu untuk ini," kata Abbott kepada wartawan setelah bertemu dengan kru pesawat di pangkalan udara Pearce, Perth.
Sementara para keluarga penumpang mengkritik penanganan Malaysia dalam mencari pesawat dan menyeliki kasus itu, termasuk keputusannya pekan lalu untuk mengatakan bahwa berdasar bukti-bukti satelit, pesawat sudah terempas di selatan Samudra Hindia.
Abbott menolak pendapat bahwa Malaysia terlalu terburu-buru menyatakan berita itu, karena tidak ada pecahan pesawat yang ditemukan dan pesawat itu terakhir tertangkap radar di baratlaut Malaysia menuju India.
"Tidak, akumulasi bukti-bukti menunjukkan bahwa pesawat sudah hilang, dan ia hilang di suatu tempat di selatan Samudra Hindia," katanya.
"Malaysia Airlines mengklarifikasi bahwa kami akan membuat perencanaan guna menerbangkan anggota keluarga ke Perth, hanya bila sudah ada konfirmasi pihak berwenang bahwa reruntuhan yang ditemukan adalah berasal dari MH370," kata CEO Malaysia Airlines Group Ahmad Jauhari Yahya dalam rilis yang diterima di Jakarta, Senin.
Selain itu, ujar dia, Pusat Bantuan Keluarga Korban (Family Assistance Center/FAC) juga rencananya akan dibuat di Perth.
FAC bakal menjadi lokasi sentral dari semua kegiatan yang direncanakan untuk kepentingan keluarga korban termasuk untuk taklimat dan layanan religius/doa.
Ia menegaskan bahwa Malaysia Airlines sepenuhnya berkomitmen untuk mendukung semua upaya pemerintahan asing yang terus membantu mendapatkan pesawat nahas tersebut.
Maskapai tersebut juga berkomitmen untuk meneruskan kerja sama dengan semua pihak otoritas yang berwenang dalam penyelidikan terkait MH370. "Malaysia Airlines terus menyediakan kesejahteraan dan dukungan bagi keluarga korban," ujarnya.
Sebagaimana diberitakan Kantor Berita Reuters, Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan tidak ada batas waktu pencarian pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH370, yang tiga pekan lebih hilang di Samudra Hindia bersama 239 penumpangnya.
Sebanyak 20 pesawat dan kapal laut akan kembali menyisir kawasan seluas 2.000 kilometer di Samudra Hindia di barat Perth pada Senin (31/3) ini.
"Saya pastinya tidak memberikan batas waktu untuk ini," kata Abbott kepada wartawan setelah bertemu dengan kru pesawat di pangkalan udara Pearce, Perth.
Sementara para keluarga penumpang mengkritik penanganan Malaysia dalam mencari pesawat dan menyeliki kasus itu, termasuk keputusannya pekan lalu untuk mengatakan bahwa berdasar bukti-bukti satelit, pesawat sudah terempas di selatan Samudra Hindia.
Abbott menolak pendapat bahwa Malaysia terlalu terburu-buru menyatakan berita itu, karena tidak ada pecahan pesawat yang ditemukan dan pesawat itu terakhir tertangkap radar di baratlaut Malaysia menuju India.
"Tidak, akumulasi bukti-bukti menunjukkan bahwa pesawat sudah hilang, dan ia hilang di suatu tempat di selatan Samudra Hindia," katanya.