Pekanbaru,  (Antara News) - Otoritas Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II menyatakan ada 24 penerbangan yang terganggu pekatnya kabut asap sehingga mengalami penundaan hingga berjam-jam di Kota Pekanbaru, Sabtu.

        "Penundaan paling lama sembilan jam, yaitu penerbangan Lion Air dari Bandara Kuala Namu, Sumatera Utara, tujuan Pekanbaru," kata Airport Duty Manager SSK II, Hasnan.

        Ia mengatakan pesawat Lion Air tersebut sesuai jadwal seharusnya mendarat di Pekanbaru pukul 07.00 pagi, namun akibat pekatnya asap baru berhasil tiba sekitar pukul 16.00 WIB. Sedangkan, penerbangan lainnya rata-rata mengalami "delay" selama 3 sampai 8 jam.

        "Jarak pandang sempat turun sampai 800 meter karena asap menyelimuti landasan pacu dan dinilai sudah berbahaya untuk penerbangan," katanya.

        Hasnan mengatakan penerbangan yang mengalami keterlambatan dari maskapai Garuda Indonesia dari Jakarta dan Medan, Silk Air rute Singapura-Pekanbaru dan Air Asia rute Bandung-Pekanbaru, serta Batik Air dari Jakarta.

        Bahkan, ia mengatakan satu penerbangan Air Asia rute Medan-Pekanbaru yang seharusnya mendarat pukul 12.00 WIB hingga kini belum tiba. "Kalau tidak dibatalkan, Air Asia dari Medan akan mendarat pukul 20.40 WIB," katanya.

        Ia mengatakan dua penerbangan terakhir dari maskapai Garuda Indonesia dan Lion Air dari Jakarta hingga kini dilaporkan tidak mengalami keterlambatan.

        Pekatnya asap juga membuat upaya Satgas untuk melakukan pemadaman di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis, menggunakan helikopter bom air gagal. Jarak pandang di Pekanbaru tercatat di bawah 800 meter, Kabupaten Pelalawan 450 meter dan Bengkalis kurang dari 100 meter.

        Berdasarkan data BMKG di Posko Tanggap Darurat Asap Riau di Lanud Roesmin Nurjadi, Pekanbaru, jumlah titik panas kini mencapai 963 titik di sejumlah wilayah Riau, khususnya di Kabupaten Bengkalis. Jumlah tersebut meningkat dari hari sebelumnya, yakni 359 titik.

Pewarta : oleh FB Anggoro
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2024