Depok (Antara News) - Sebanyak 300 ulama pesantren dan cendekiawan muslim dari berbagai daerah di Indonesia telah melahirkan "Maklumat Kebangsaan", sebagai sikap atas kondisi bangsa saat ini.

         "Kita telah melahirkan rekomendasi dari beberapa sidang komisi yang menjadi maklumat kebangsaan. Ini sebagai suatu hal yang penting bagi kemajuan bangsa dan Negara Indonesia tercinta ini," kata Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi usai acara penutupan Sarasehan Nasional Ulama Pesantren dan Cendekiawan di Depok, Minggu.

         Ia mengatakan selama tiga hari para ulama dan kiai telah mendapatkan materi dari tokoh-tokoh nasional yang berkompeten. Misalanya Mahfud MD, Jusuf Kalla, Rizal Ramli, Marzuki Alie, Ahmad Heryawan, Hatta Radjasa dan Jimly Asshidiqie.  

         Menurut dia para ulama dan cendekiawan muslim bersama-sama merenungkan selama 15 tahun masa reformasi, sisi mana yang belum tercapai dan sudah tercapai. Menjelang Pemilu 2014 banyak hal yang menjurus kepada kecurangan dan manipulasi sehingga harus diatasi. "Jika tidak diantisapasi dari sekarang maka akan terjadi konflik setelah pemilu, dan mengancam keselamatan rakyat," ujarnya.

         Hasyim berharap pemberantasan korupsi yang terus dilakukan KPK harus mendapat dukungan oleh semua masyarakat dan lebih efektif jika gerakan anti korupsi berubah menjadi gerakan nasional. "Langkah ini membutuhkan waktu yang lama dan harus bertahap seperti negara lain yang berhasil. KPK jadi trigger atau pemicu awal dalam pemberantasan korupsi," ujar Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam ini.

         Ia menjelaskan negara Indonesia memerlukan ulama agar tak tergerus keadaan. Peran ulama penting di tengah masyarakat bisa meredam kegoncangan dan keadaan yang ada di masyarakat.  

         Hasyim mempersilakan para kiai menyimpulkan sendiri apa yang harus dilakukan dari maklumat kebangsaan ini atau ijmak sukuti (diam saja). Melihat antusias dari acara ini, ada permintaan agar kegiatan serupa diadakan secara berkala. "Maklumat ini merupakan bagian dari upaya memperteguh semangat dan persatuan Negara Republik Indonesia yang kita cintai," demikian Hasyim.

         Sementara itu Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan Islam telah mewarnai kehidupan sebagai sumber nilai. Indonesia yang dikaruniai dengan sumber daya alam yang melimpah.  "Saat ini sumber daya alam banyak dinikmati dan dikuasai oleh negara orang. Sehingga masih banyak kemiskinan, akibat dari kurang menguasai teknologi," ujarnya.

          Ia mengatakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara jangan sampai ada sekat-sekat politik, yang ada hanya kepentingan kebangsaan dan kenegaraan Indonesia sebagai Negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. "Dalam Al-Quran banyak ayat yang menyebutkan tentang keumatan, kebangsaan, bahkan soal kesemestaan," demikian Ahmad Heryawan.

Pewarta : Oleh Feru Lantara
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024