Beijing (Antara News) - Perdana Menteri Mongolia Norovyn Altankhuyag mengundang investor Indonesia untuk menanamkan modalnya di Negeri Jengis Khan tersebut.
"Mongolia memiliki potensi investasi yang banyak, jadi kedepan hubungan kedua negara diharapkan terus meningkat terutama dalam bidang ekonomi," kata PM Mongolia, seperti dikutip Dubes RI untuk China merangkap Mongolia, Imron Cotan di Beijing, Jumat.
Imron mengatakan, hal itu disampaikan Perdana Menteri Mongolia saat menerima dirinya sebagai Duta Besar RI untuk China merangkap Mongolia.
Pemerintah Mongolia akan memberikan beberapa kemudahan antara lain berupa tarif bea masuk yang relatif kecil, lahan dan sebagainya.
Dubes Imron mengatakan hubungan kedua negara selama tiga tahun terakhr terus mengalami peningkatan positif. Dicontohkannya, volume perdagangan Indonesia-Mongolia, meningkat dari hanya sekitar 2 juta dolar AS pada 2009 menjadi 7,73 juta dolar AS hingga Oktober 2013.
"Angkanya memang kecil, namun peningkatannya hampir tiga kali lipat. Ini tidak terlepas dari promosi perdagangan, investasi dan pariwisata yang dilakukan KBRI Beijing-Mongolia setiap tahun ke Mongolia," ungkapnya.
Imron mengungkapkan selama inn produk-produk Indonesia telah banyak yang memasuki pasar Mongolia namun masih berupa produk-produk keperluan sehari-hari seperti mi instan, sabun, pasta gigi, dan obat-obatan.
Diakuinya, akses untuk menuju Mongolia masih menjadi pertimbangan utama para investor Indonesia untuk menanamkan modalya di Mongolia.
"Aksesnya memang masih harus melalui China atau Rusia. Agak sulit memang, tetap peluang serta potensi investasi yang dimilikinya sangat besar," tutur Imron.
Ditambahkannya, stabilitas keamanan di Mongolia sebagai negara demokratis juga sangat stabil. Pertumbuhan ekonominya juga stabil dengan pertumbuhan setiap tahunnya sekitar dua digit. Cukup kondusif untuk investasi, hubungan kedua negara juga sangat baik, bahkan sudah terjalin saat perang dingin berlangsung.
Terkait itu, pada awal 2014 pihaknya akan berupaya membawa beberapa pengusaha Indonesia guna menjajaki peluang investasi di negara itu.
"Ini merupakan salah satu upaya, yang sebenarnya bagian dari kesepakatan Pemerintah Indonesia dan Mongolia saat kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke negara itu pada September 2012," ungkap Imron.
"Mongolia memiliki potensi investasi yang banyak, jadi kedepan hubungan kedua negara diharapkan terus meningkat terutama dalam bidang ekonomi," kata PM Mongolia, seperti dikutip Dubes RI untuk China merangkap Mongolia, Imron Cotan di Beijing, Jumat.
Imron mengatakan, hal itu disampaikan Perdana Menteri Mongolia saat menerima dirinya sebagai Duta Besar RI untuk China merangkap Mongolia.
Pemerintah Mongolia akan memberikan beberapa kemudahan antara lain berupa tarif bea masuk yang relatif kecil, lahan dan sebagainya.
Dubes Imron mengatakan hubungan kedua negara selama tiga tahun terakhr terus mengalami peningkatan positif. Dicontohkannya, volume perdagangan Indonesia-Mongolia, meningkat dari hanya sekitar 2 juta dolar AS pada 2009 menjadi 7,73 juta dolar AS hingga Oktober 2013.
"Angkanya memang kecil, namun peningkatannya hampir tiga kali lipat. Ini tidak terlepas dari promosi perdagangan, investasi dan pariwisata yang dilakukan KBRI Beijing-Mongolia setiap tahun ke Mongolia," ungkapnya.
Imron mengungkapkan selama inn produk-produk Indonesia telah banyak yang memasuki pasar Mongolia namun masih berupa produk-produk keperluan sehari-hari seperti mi instan, sabun, pasta gigi, dan obat-obatan.
Diakuinya, akses untuk menuju Mongolia masih menjadi pertimbangan utama para investor Indonesia untuk menanamkan modalya di Mongolia.
"Aksesnya memang masih harus melalui China atau Rusia. Agak sulit memang, tetap peluang serta potensi investasi yang dimilikinya sangat besar," tutur Imron.
Ditambahkannya, stabilitas keamanan di Mongolia sebagai negara demokratis juga sangat stabil. Pertumbuhan ekonominya juga stabil dengan pertumbuhan setiap tahunnya sekitar dua digit. Cukup kondusif untuk investasi, hubungan kedua negara juga sangat baik, bahkan sudah terjalin saat perang dingin berlangsung.
Terkait itu, pada awal 2014 pihaknya akan berupaya membawa beberapa pengusaha Indonesia guna menjajaki peluang investasi di negara itu.
"Ini merupakan salah satu upaya, yang sebenarnya bagian dari kesepakatan Pemerintah Indonesia dan Mongolia saat kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke negara itu pada September 2012," ungkap Imron.