Kendari, (Antara News) - Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), saat ini memaksimalkan penanganan sampah di kota itu menjelang penilaian Adipura 2014.
Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kendari, Tin Farida, di Kendari, Jumat, mengatakan, lomba Adipura 2014, penilaiannya akan dimulai sebulan mendatang.
"Titik fokus utama kami menghadapi penilaian tersebut dimulai dari penanganan sampah untuk memastikan semua sampah yang dihasilkan masyarakat bisa terangkut hingga ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Puuwatu," kata Tin Farida.
Ia mengaku kesulitan untuk mengangkut semua sampah produksi warga yang semakin meningkat mencapai 1000 meter kubik dalam sehari akibat keterbatasan armada sampah.
"Parahnya lagi kalau sampah yang dibuang oleh warga di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang sudah disiapkan, sehingga itu sangat merusak keindahan kota," katanya.
Ia mengatakan, jumlah armada sampah yang dimiliki saat ini sebanyak 46 unit, tetapi armada yang bisa berfungsi maksimal hanya 30 unit, sementara yang lainnya diistrahatkan karena kondisinya sering rusak.
"Kalau semua armada pengangkutan sampah itu dipaksakan untuk beroperasi dalam satu hari, maka akan banyak biaya perbaikan, karena kebanyakan kendaraan tersebut sudah berusia tua," katanya.
Untuk mengatasi kekterbatasan armada tersebut, maka dilakukan pengangkutan mulai siang hari hingga malam hari dengan sistem shift tiga kali sehari.
Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kendari, Tin Farida, di Kendari, Jumat, mengatakan, lomba Adipura 2014, penilaiannya akan dimulai sebulan mendatang.
"Titik fokus utama kami menghadapi penilaian tersebut dimulai dari penanganan sampah untuk memastikan semua sampah yang dihasilkan masyarakat bisa terangkut hingga ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Puuwatu," kata Tin Farida.
Ia mengaku kesulitan untuk mengangkut semua sampah produksi warga yang semakin meningkat mencapai 1000 meter kubik dalam sehari akibat keterbatasan armada sampah.
"Parahnya lagi kalau sampah yang dibuang oleh warga di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang sudah disiapkan, sehingga itu sangat merusak keindahan kota," katanya.
Ia mengatakan, jumlah armada sampah yang dimiliki saat ini sebanyak 46 unit, tetapi armada yang bisa berfungsi maksimal hanya 30 unit, sementara yang lainnya diistrahatkan karena kondisinya sering rusak.
"Kalau semua armada pengangkutan sampah itu dipaksakan untuk beroperasi dalam satu hari, maka akan banyak biaya perbaikan, karena kebanyakan kendaraan tersebut sudah berusia tua," katanya.
Untuk mengatasi kekterbatasan armada tersebut, maka dilakukan pengangkutan mulai siang hari hingga malam hari dengan sistem shift tiga kali sehari.