Wangiwangi (Antara News) - Kabupaten Wakatobi belum memiliki dokter ahli untuk mendorong peningkatan kesehatan masyarakat di daerah tersebut.
"Untuk mencapai pembangunan kesehatan sesuai standar milineum development goals (MDGs) pada 2015, kami sangat membutuhkan kehadiran dokter ahli," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wakatobi, Hasirun Adi di Kendari, Jumat.
Menurut dia, pembangunan bidang kesehatan sesuai dengan standar MDGs, setiap kabupaten harus memiliki indeks bebas dari berbagai penyakit, termasuk tingkat kematian ibu dan bayi mencapai angka nol. Artinya, ujar dia, setiap ibu melahirkan tidak ada lagi yang meninggal dunia termasuk bayi yang dilahirkan harus dalam keadaan sehat.
Menurut dia, sejak Wakatobi menjadi kabupaten otonom tahun 2003 hingga saat ini belum memiliki satu pun dokter ahli. Padahal,Wakatobi saat ini sudah memiliki satu rumah sakit umum dan delapan pusat kesehatan masyarakat (Puskemas) yang tersebar di tujuh wilayah kecamatan. "Khusus rumah sakit ditangani oleh 12 dokter, sedangkan Puskemas masing-masing ditangani oleh satu orang tenaga dokter umum," katanya.
Selain rumah sakit dan Puskemas, di Wakatobi juga terdapat 100 poliklinik desa yang tersebar di 100 desa dan kelurahan se-Kabupaten Wakatobi. "Jadi, setiap desa di Wakatobi sudah memiliki satu Poliklinik yang melayani kesehatan di masing-masing desa," katanya.
Menurut Hasirun, Bupati Wakatobi Hugua pernah mengampanyekan akan memberikan tunjangan insentif Rp25 juta per bulan jika ada dokter ahli yang mau bertugas di Wakatobi. Namun, sampai saat ini belum satu dokter ahli pun yang tertarik dengan tunjangan insetif tersebut.
"Untuk mencapai pembangunan kesehatan sesuai standar milineum development goals (MDGs) pada 2015, kami sangat membutuhkan kehadiran dokter ahli," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wakatobi, Hasirun Adi di Kendari, Jumat.
Menurut dia, pembangunan bidang kesehatan sesuai dengan standar MDGs, setiap kabupaten harus memiliki indeks bebas dari berbagai penyakit, termasuk tingkat kematian ibu dan bayi mencapai angka nol. Artinya, ujar dia, setiap ibu melahirkan tidak ada lagi yang meninggal dunia termasuk bayi yang dilahirkan harus dalam keadaan sehat.
Menurut dia, sejak Wakatobi menjadi kabupaten otonom tahun 2003 hingga saat ini belum memiliki satu pun dokter ahli. Padahal,Wakatobi saat ini sudah memiliki satu rumah sakit umum dan delapan pusat kesehatan masyarakat (Puskemas) yang tersebar di tujuh wilayah kecamatan. "Khusus rumah sakit ditangani oleh 12 dokter, sedangkan Puskemas masing-masing ditangani oleh satu orang tenaga dokter umum," katanya.
Selain rumah sakit dan Puskemas, di Wakatobi juga terdapat 100 poliklinik desa yang tersebar di 100 desa dan kelurahan se-Kabupaten Wakatobi. "Jadi, setiap desa di Wakatobi sudah memiliki satu Poliklinik yang melayani kesehatan di masing-masing desa," katanya.
Menurut Hasirun, Bupati Wakatobi Hugua pernah mengampanyekan akan memberikan tunjangan insentif Rp25 juta per bulan jika ada dokter ahli yang mau bertugas di Wakatobi. Namun, sampai saat ini belum satu dokter ahli pun yang tertarik dengan tunjangan insetif tersebut.