Jakarta (Antara News) - Wakil Ketua Komisi IV DPR-RI Firman Subagyo, kembali meminta badan intelejen bekerja serius untuk menyelidiki motif dua LSM asing Greenpeace dan WWF di Indonesia terkait kampanye hitam terhadap produk-produk ekspor unggulan.

"Motif mereka sebenarnya sangat jelas yakni sebagai perpanjangan tangan kompetitor asing untuk merusak pasar produk unggulan Indonesia seperti pulp dan kelapa sawit yang siap berkompetisi secara global. Ini yang perlu dibuktikan oleh intelejen," kata Firman, di Jakarta, Kamis.

Meskipun pandai berkampanye di dunia internasional, tambahnya, namun dalam banyak hal, kemampuan kedua LSM konservasi tersebut sebenarnya tidak ada hal itu terbukti ketika WwF diserahi untuk mengelola Taman Nasional Tesso Nilo.

Politis Partai Golkar itu juga mengingatkan, pemerintah untuk tidak terlalu berlebihan ketika menerima kunjungan LSM tersebut.   "Arogansi NGO juga disebabkan sikap pemerintah yang tidak tegas sehingga membuat mereka merasa istimewa," katanya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat memastikan, pemerintah bersama-sama kalangan dunia usaha bertekat melawan kampanye hitam LSM asing terhadap produk-produk ekspor unggulan.

Menurut dia,  pihaknya telah meminta kalangan dunia usaha dan eksportir untuk melaksanakan Indonesia incorporated guna melawan isu yang tidak benar terhadap barang-barang produk Indonesia, terutama produk yang dikategorikan anti-lingkungan.

"Pemerintah akan support (dunia usaha). Bahkan pemerintah akan bersatu dalam Indonesia incorporated untuk melawan black campaign tersebut," kata Hidayat seusai mengikuti Rapat Forum Peningkatan Ekspor Industri Manufaktur, di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Rabu (11/9).
        
                      Sangat mengganggu
Sementara itu Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi mengakui, kampanye negatif LSM asing terhadap produk-produk ekspor Indonesia sangat mengganggu bagi dunia usaha dalam negeri.

Apalagi sampai mengirimkan surat kepada para pembeli di luar negeri agar tidak membeli produk-produk dari Indonesia, terutama pulp dan kertas serta CPO, seperti yang dilakukan LSM Greenpeace, baru-baru ini mengirim surat provokasi ke pembeli.

"Ini sangat mengganggu. Kami juga mengajak pemerintah untuk bersama-sama melawan kampanye negatif dari LSM asing tersebut," ujar Sofyan.

Menurut dia, apa yang diperjuangkan dan dikampanyekan LSM asing tersebut cenderung tidak murni lagi, karena banyak juga dari mereka yang telah dimanfaatkan oleh perusahaaan-perusaan internasional untuk menyerang Indonesia. "Saya rasa pemerintah harus berani menertibkan yang seperti ini,¿" katanya.

Dia mengakui, saat ini memang masih ada hal-hal yang terkait lingkungan dan kehutatan di Indonesia yang harus dibenahi. "Tapi itu bukan berarti pemerintah harus 'memberi angin' kepada mereka dan mengubah kebijakan yang sudah ada," katanya.

Dia mengungkapkan, tidak ada dasarnya Greenpeace atau LSM asing lain terus menerus menekan industri kehutanan nasional agar melakukan pembenahan lingkungan, karena mereka telah mempraktekkan usaha berbasis kelestarian lingkungan.

Pewarta : Oleh Subagyo
Editor :
Copyright © ANTARA 2024