Jakarta (Antara News) - Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar menilai bahwa ada upaya teror dalam kasus penembakan Aipda Anumerta Sukardi yang tewas pada Selasa (10/9) malam.

"Ini teror, tapi belum tentu terorisme yang dimaksud selama ini," kata Bambang saat dihubungi Antara di Jakarta, Kamis.

Dia menjelaskan bahwa ada pandangan yang salah selama ini terkait dengan definisi terorisme. Menurut dia, terorisme sebenarnya bukan hanya terkait dengan kelompok radikal keagamaan saja. 

Menurut dia, ada banyak motif yang bisa melatari terjadinya penembakan tersebut, misalnya pihak yang sakit hati atas campur tangan kepolisian dalam menangani konflik tertentu.

"Polisi ditembak, tentu ada yang sakit hati, bisa ada yang tidak puas karena konflik yang pernah ditangani polisi," katanya.

Menurut dia, tindakan tersebut bukanlah gerakan perorangan tapi merupakan gerakan sekelompok orang yang memiliki misi tertentu. Bahkan, menurut dia, bisa jadi pelakunya merupakan kelompok yang tidak puas dengan kondisi pemerintahan saat ini yang sengaja membidik polisi untuk menjatuhkan kewibawaan Polri.

Pihaknya menilai ada keterkaitan antara penembakan Aipda Anumerta Sukardi dengan kasus penembakan polisi di Ciputat dan Pondok Aren beberapa waktu lalu. "Ini satu kelompok, tapi modusnya berubah-ubah," katanya.

Sementara dilihat dari cara kerjanya, menurut dia, pelaku penembakan adalah orang terlatih. "Menembak orang itu tidak gampang, karena perasaan pada waktu membunuh itu sulit. Kalau ini, pelakunya sangat terlatih, sehingga perasaannya tidak peka saat menembak," katanya.

Sebelumnya, seorang anggota Provost Aipda Anumerta Sukardi ditembak orang tak dikenal saat mengendarai motor Honda Revo warna merah bernopol B 6671 TXL saat melintasi jalur di depan KPK pada Selasa (10/9) malam.

Pewarta : Oleh Anita Permata Dewi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024