Kendari (Antara News) - Polda Sulawesi Utara menyatakan penyebab utama kecelakaan lalulintas selama Operasi Ketupat Idul Fitri 1434 Hijriah karena pengemudi mengantuk, selain faktor kecepatan yang tidak terkendali dan mabuk..
"Jajaran Kepolisian tidak terhenti-hentinya mengimbau pengemudi agar menjaga stamina saat berkendaraan namun ada saja yang lalai atau meremehkan imbaun tersebut," kata Direktur Lalulintas Polda Sultra Kombes Pol Herukoco di Kendari, Rabu.
Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa 18 kasus kecelakaan lalulintas terjadi karena pengemudi mengantuk, 12 kasus kecelakaan karena kecepatan yang tidak terkendali dan delapan kasus kecelakaan karena pengemudi mabuk. Sedangkan kendaraan bermotor yang terlibat kecelakaan yakni sepeda motor 86 unit, mobil/mini bus 15 unit dan mobil bak terbuka 10 unit.
"Kecelakaan bukan hanya terjadi antara kendaraan dan kendaraan tetapi kasus tabrak pejalan kaki yang jumlahnya cukup signifikan sebanyak 16 kejadian," kata Herukoco.
Data Direktorat Lalulintas Polda Sultra menyebutkan bahwa kecelakaan lalulintas selama Operasi Ketupat tahun 2013 menurun sekitar 30 persen dibandingkan Operasi Ketupat tahun 2012. Kasus kecelakaan lalulintas selama operasi Ketupat pada H-7 hingga H+ lebaran Idul Fitri 1434 Hijriah tercatat 70 kejadian.
Sedangkan, jumlah kecelakaan lalulintas selama Operasi ketupat 1433 Hijriah pada tahun 2012 lalu mencapai 103 kasus. "Penurunan kecelakaan lalulintas karena kesadaran pengendara yang makin membaik atau sebaliknya kinerja personil kepolisian dalam menjalankan tugas yang berjalan maksimal," katanya.
Korban meninggal dunia pada Operasi Ketupat tahun 2012 sebanyak 25 sedangkan tahun 2013 sebanyak 21 orang. Tahun 2012 korban luka berat 51 orang atau menurun dibandingkan tahun 2013 sebanyak 30 orang. Sedangkan luka ringan 177 orang atau menurun dibandingkan tahun 2013 sebanyak 74 orang.
Direktur Herukoco menambahkan kerugian materil dalam kecelakaan lalulintas tahun 2012 mencapai Rp423.550.000 atau menurunkan dibandingkan tahun 2013 sebanyak Rp147.250.000.
"Jajaran Kepolisian tidak terhenti-hentinya mengimbau pengemudi agar menjaga stamina saat berkendaraan namun ada saja yang lalai atau meremehkan imbaun tersebut," kata Direktur Lalulintas Polda Sultra Kombes Pol Herukoco di Kendari, Rabu.
Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa 18 kasus kecelakaan lalulintas terjadi karena pengemudi mengantuk, 12 kasus kecelakaan karena kecepatan yang tidak terkendali dan delapan kasus kecelakaan karena pengemudi mabuk. Sedangkan kendaraan bermotor yang terlibat kecelakaan yakni sepeda motor 86 unit, mobil/mini bus 15 unit dan mobil bak terbuka 10 unit.
"Kecelakaan bukan hanya terjadi antara kendaraan dan kendaraan tetapi kasus tabrak pejalan kaki yang jumlahnya cukup signifikan sebanyak 16 kejadian," kata Herukoco.
Data Direktorat Lalulintas Polda Sultra menyebutkan bahwa kecelakaan lalulintas selama Operasi Ketupat tahun 2013 menurun sekitar 30 persen dibandingkan Operasi Ketupat tahun 2012. Kasus kecelakaan lalulintas selama operasi Ketupat pada H-7 hingga H+ lebaran Idul Fitri 1434 Hijriah tercatat 70 kejadian.
Sedangkan, jumlah kecelakaan lalulintas selama Operasi ketupat 1433 Hijriah pada tahun 2012 lalu mencapai 103 kasus. "Penurunan kecelakaan lalulintas karena kesadaran pengendara yang makin membaik atau sebaliknya kinerja personil kepolisian dalam menjalankan tugas yang berjalan maksimal," katanya.
Korban meninggal dunia pada Operasi Ketupat tahun 2012 sebanyak 25 sedangkan tahun 2013 sebanyak 21 orang. Tahun 2012 korban luka berat 51 orang atau menurun dibandingkan tahun 2013 sebanyak 30 orang. Sedangkan luka ringan 177 orang atau menurun dibandingkan tahun 2013 sebanyak 74 orang.
Direktur Herukoco menambahkan kerugian materil dalam kecelakaan lalulintas tahun 2012 mencapai Rp423.550.000 atau menurunkan dibandingkan tahun 2013 sebanyak Rp147.250.000.