Kendari, (Antara News) - Baliho calon legislatif Tina Asnawati Hasan, warga Kendari yang juga istri Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Hasan, termasuk yang dirusak oleh para pendemo yang menolak harga bahan bakar minyak dinaikkan.
Tina Asnawati Hasan, caleg DPR RI dari PAN, Rabu di Kendari, mengatakan dirinya mendukung penyampaian aspirasi yang dilakukan oleh elemen masyarakat, asalkan disampaikan secara beretika dan tidak merugikan pihak lain.
"Kaget juga ketika mengetahui beberapa baliho, termasuk punya saya dirusak oleh para pendemo. Padahal baliho saya tidak ada hubungannya dengan kenaikan BBM. Baliho itu hanya merupakan bentuk sosialisasi kepada masyarakat," kata Tina, istri Gubernur Nur Alam.
Menurutnya, aksi yang dilakukan elemen masyarakat yang dipelopori kalangan mahasiswa sebagai bentuk penolakan terhadap kenaikan harga BBM merupakan hal yang wajar, asalkan tidak sampai merugikan pihak lain.
"Wajar saja kalau mahasiswa ingin menyampaikan aspirasinya, tetapi harapan kita hal itu dilakukan dengan cara yang lebih santun. Jangan sampai merusak fasilitas yang ada, bagaimana caranya mau memperjuangkan aspirasi masyarakat kalau mahasiswanya sendiri tidak memberikan contoh yang baik," katanya.
Meskipun baliho Tina Asnawati telah dirusak, tetapi dirinya belum berencana untuk melaporkan hal tersebut kepada panitia pengawas pemilu atau pihak kepolisian.
"Untuk sementara saya berusaha memaklumi apa yang dilakukan para mahasiswa tersebut. Namun, saya berharap hal itu tidak terjadi berulang-ulang karena merugikan kami," katanya.
Dari pemantauan, selama tiga hari terakhir massa demonstran di Kendari melakukan aksi menurunkan baliho milik calon legislatif dari partai politik pendukung Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2013.
Selain menurunkan baliho calon legislatif dari partai politik yang mendukung kenaikan harga bahan bakar minyak, massa juga mendatangi sekretariat partai politik yang bersangkutan.
Mereka membawa pamflet bertuliskan sorotan kebijakan pemerintah yang berencana menaikkan harga bahan bakar dengan dalih penyelamatan negara dari kebangkrutan.
Tina Asnawati Hasan, caleg DPR RI dari PAN, Rabu di Kendari, mengatakan dirinya mendukung penyampaian aspirasi yang dilakukan oleh elemen masyarakat, asalkan disampaikan secara beretika dan tidak merugikan pihak lain.
"Kaget juga ketika mengetahui beberapa baliho, termasuk punya saya dirusak oleh para pendemo. Padahal baliho saya tidak ada hubungannya dengan kenaikan BBM. Baliho itu hanya merupakan bentuk sosialisasi kepada masyarakat," kata Tina, istri Gubernur Nur Alam.
Menurutnya, aksi yang dilakukan elemen masyarakat yang dipelopori kalangan mahasiswa sebagai bentuk penolakan terhadap kenaikan harga BBM merupakan hal yang wajar, asalkan tidak sampai merugikan pihak lain.
"Wajar saja kalau mahasiswa ingin menyampaikan aspirasinya, tetapi harapan kita hal itu dilakukan dengan cara yang lebih santun. Jangan sampai merusak fasilitas yang ada, bagaimana caranya mau memperjuangkan aspirasi masyarakat kalau mahasiswanya sendiri tidak memberikan contoh yang baik," katanya.
Meskipun baliho Tina Asnawati telah dirusak, tetapi dirinya belum berencana untuk melaporkan hal tersebut kepada panitia pengawas pemilu atau pihak kepolisian.
"Untuk sementara saya berusaha memaklumi apa yang dilakukan para mahasiswa tersebut. Namun, saya berharap hal itu tidak terjadi berulang-ulang karena merugikan kami," katanya.
Dari pemantauan, selama tiga hari terakhir massa demonstran di Kendari melakukan aksi menurunkan baliho milik calon legislatif dari partai politik pendukung Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2013.
Selain menurunkan baliho calon legislatif dari partai politik yang mendukung kenaikan harga bahan bakar minyak, massa juga mendatangi sekretariat partai politik yang bersangkutan.
Mereka membawa pamflet bertuliskan sorotan kebijakan pemerintah yang berencana menaikkan harga bahan bakar dengan dalih penyelamatan negara dari kebangkrutan.