Jakarta, (Antara News) - Perum LKBN Antara berduka karena kehilangan salah satu wartawan senior terbaiknya, Djafar Assegaf .
"Kami kehilangan tokoh pers yang selama hidupnya didedikasikan untuk memajukan pers dan etika jurnalis baik dalam pendidikan dan praktiknya," kata Direktur Pemberitaan LKBN Antara Akhmad Kusaeni di Jakarta, Rabu.
Akhmad Kusaeni menyebutkan Djafar Assegaf dikenal konsisten menjalankan diplomasi pers sehingga dalam kariernya pernah menjabat Dubes Indonesia untuk Vietnam, di antara sejumlah wartawan Antara yang pernah menjadi Dubes antara lain Adam Malik di Uni Soviet, August Marpaung di Australia, Makmur WIdodo di Perwakilan Tetap RI di PBB.
"Ia adalah penerus wartawan diplomat dari Kantor Berita Antara"
Dia menilai Djafar adalah pimpinan yang pertama kali melakukan sistem komputerisai di redaksi dan produk Antara pada akhir 1980an.
"Dulu wartawan Antara bikin berita pakai mesin ketik, lalu Pak Djafar mendapatkan hibah komputer NEC dari Jepang. Maka wartawan Antara termasuk media pertama yang memakai layanan komputer di Indonesia. Itu berkat Pak Djafar," katanya.
Djafar Assegaf meninggal dunia di usia 80 tahun akibat penyakit hernia yang dideritanya sejak lama. Mendiang meninggalkan seorang istri serta tiga anak, dua putra dan satu putri.
Sebelumnya, Djafar sempat dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kencana sejak 17 Maret 2013, namun seminggu terakhir mendiang dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Kemayoran.
Semasa hidupnya, Djafar Assegaf dikenal aktif di dunia politik, sebagai mantan Ketua Dewan Pembina Partai NasDem dan menjabat peranan penting di berbagai media, seperti Wakil Pimpinan Umum Harian Media Indonesia. Mendiang juga aktif sempat aktif mengajar sebagai dosen FISIP Universitas Indonesia.
Jenazah akan disemayamkan di rumah duka di Jalan Munggang Balekambang 58, Depok, Jawa Barat untuk selanjutnya dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.