1. Cara Unik SMAN 1 Sampit Cegah Corat-Coret

Oleh Norjani

Sampit (Antara News) - SMAN 1 Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mempunyai beberapa cara unik sehingga sukses mencegah aksi corat-coret siswa mereka yang merayakan kelulusan Ujian Nasional (UN) 2013.

"Pokoknya kalau sampai ada yang kami temukan melakukan aksi corat-coret, kami tidak akan melayani kalau mereka datang berurusan ke sekolah ini, termasuk dalam hal pengambilan ijazah," tegas Supini, Kepala SMAN 1 Sampit sebelum pembagian hasil UN, Jumat.

Selain itu, seluruh siswa kelas tiga yang datang melhat  pengumuman hasil UN diwajibkan mengenakan pakaian olahraga.

Ini sengaja dilakukan untuk mencegah agar siswa tidak melakukan aksi corat-coret seragam sekolah seperti yang dilakukan pelajar pada umumnya tiap pengumuman kelulusan UN, katanya.

Cara itu cukup efektif karena siswa setempat tidak melakukan aksi corat-coret usai pengumuman hasil UN. Pasalnya, ancaman dari pihak sekolah cukup berat dan bisa menghambat niat mereka yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

"Kalian ini masih siswa sekolah di sini jadi harus mengikuti aturan sekolah. Begitu juga yang rambut pirang juga kami beri kesempatan terakhir hari ini untuk menghentikan itu. Pokoknya kalau tidak mengikuti aturan sekolah, jangan salahkan kalau urusan kami perlambat," tegas Supini.

Jumlah peserta UN di SMAN 1 Sampit tahun ini sebanyak 228 orang. Seperti tahun lalu, sekolah favorit yang berlokasi di Jalan Achmad Yani ini kembali meraih hasil sempurna dengan tingkat kelulusan 100 persen.

2, Siswa Punguti Sampah Pasar Rayakan Kelulusan UN

Oleh Heri Sidik

Bantul (Antara News) - Siswa SMA Negeri 1 Jetis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan aksi memunguti sampah di lingkungan pasar tradisional untuk merayakan kelulusan Ujian Nasional 2013, Jumat.

"Aksi bersih lingkungan ini sebagai wujud syukur sekaligus kegiatan sekolah yang berpredikat Adiwiyata yang berciri khas lingkungan bersih, sehat, dan hijau," kata Kepala SMA Negeri Jetis, Bantul, Hirman Priyana di sela aksi bersih lingkungan di Pasar Bantul, Jumat.

Menurut dia, aksi bersih lingkungan yang dilaksanakan di pasar tradisional sebagai wujud syukur atas kelulusan ini merupakan yang pertama kali sekaligus mengenalkan pasar tradisional kepada generasi muda ikut mempertahankan pasar tradisional itu.

"Kalau aksi bersih lingkungan sering dilakukan di sekolah namun untuk pasar tradisional belum, karena tahun lalu siswa hanya merayakan kelulusan dengan sujud syukur di sekolah, namun tahun ini ada aksi bersih lingkungan," katanya.

Menurut dia, selain memungut sampah dengan tas kresek kemudian dimasukkan ke tempat sampah, pada kesempatan tersebut para siswa juga membagikan sejumlah tempat sampah untuk pasar, serta nasi bungkus kepada para pedagang pasar Bantul.

"Kami apresiasi betul aksi para siswa ini karena dapat menghindari aksi coret-coret seragam, sekolah memang tidak melarang, tapi alangkah lebih baik dengan kegiatan positif ini, karena sekolah kami tidak relevan dengan coret-coret," katanya.

Menurut dia, dipilihnya pasar tradisional dalam aksi bersih lingkungan ini karena pasar identik dengan kondisi yang semrawut terutama akibat kurang terjaga kebersihannya sehingga terkesan kumuh dan banyak sampah berserakan.

"Aksi bersih lingkungan tidak hanya di sekolah tapi bisa di pasar agar pasar tradisional di Bantul menjadi bersih. Ini juga sebagai aksi keteladanan kepada publik, agar dapat diambil hikmah positif," katanya.

Sementara itu, menurut dia, seluruh siswa yang berjumlah 201 siswa kelas III di SMA Negeri 1 Jetis yang mengikuti UN dinyatakan lulus semua, dengan rincian siswa jurusan IPA sebanyak 91 siswa dan Jurusan IPS sebanyak 110 siswa.

"Tingkat kelulusan seratus persen dengan nilai tertinggi yakni 44,35 sedangkan terendah 33,26. Dibanding tahun lalu nilai kelulusan rata-rata hampir sama," katanya.***4***

3. Pengumuman UN Di Bojonegoro Disampaikan Lewat Kurir

Oleh Slamet Agus  Sudarmojo

Bojonegoro (Antara News) - Pengumuman kelulusan ujian nasional (UN) SMA/SMK dan MA baik negeri maupun swasta di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, disampaikan kepada orang tua siswa melalui kurir mulai Jumat pukul 10.00 WIB.

"Pengumuman UN disampaikan melalui kurir untuk menghindari konvoi kendaraan bermotor juga aksi corat-coret para siswa dalam merayakan kelulusan," kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Bojonegoro Husnul Quluq, didampingi stafnya Suwantono, Jumat.

Data yang diperoleh, jumlah peserta UN di Bojonegoro untuk SMA 4.865 siswa, SMK 5.375 murid, baik negeri maupun swasta lulus 100 persen dan  MA 3.019 orang, satu siswa di antaranya dari MAN 2 tidak lulus.

"Pengumuman hasil UN kami sampaikan kepada lembaga pendidikan, Kamis (23/5) tengah malam," ucapnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan pihaknya sudah mengeluarkan imbauan melalui surat yang disampaikan kepada lembaga pendidikan dan Kepolisian Resor (Polres) yang isinya dalam merayakan kelulusan para siswa dilarang melakukan konvoi juga aksi corat-coret.

Sebaliknya, katanya masih mengutip surat itu, para siswa tetap diperbolehkan merayakan kelulusan UN, namun dengan cara yang benar, misalnya memperbanyak bersyukur, memberikan baju seragam yang dimiliki kepada adik kelas atau orang lain.  

"Tapi kalau masih ada siswa melakukan konvoi kendaraan bermotor di luar tanggung jawab Disdik. Jajaran Polres sudah mengantisipasi akan memberikan surat tilang (bukti pelanggaran)," paparnya.

Mengenai hasil kelulusan UN, menurut Husnul, nilai rata-rata siswa di daerahnya menduduki peringkat empat di Jatim, setelah Lamongan, Sidoarjo, Gresik.

"Tingkat rata-rata nilai di Jatim itu naik dibandingkan tahun lalu yang menduduki peringkat enam. Hanya nilainya berapa kami belum tahu," katanya.

Secara terpisah Kasi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama (Kemenag) Bojonegoro Yasmani mengatakan senada akan menyampaikan kelulusan UN siswa MA baik negeri maupun swasta melalui surat yang disampaikan kepada para siswa di rumahnya.

"Siswa dianggap lulus kalau sampai pukul 16.00 WIB belum menerima surat pemberitahuan," ucapnya.


4. PT POS Siapkan Petugas Penyalur Hasil UN

Oleh Penina Mayaut

Ambon (Antara News) - Kantor Pos Cabang Ambon telah menyiapkan 76 petugas untuk menyalurkan amplop hasil Ujian Nasional 2013  sekolah lanjutan tingkat atas pada 25 Mei 2013.

"Para petugas itu semuanya pegawai Kantor Pos, mereka akan dibagi dalam tiga kelompok," kata Kepala Kantor Pos Cabang Ambon Daniel Uneputty di Ambon, Jumat.

Dia menjelaskan bahwa para petugas itu semuanya pegawai Kantor Pos. Mereka dibagi dalam tiga kelompok, dan kelompok terbesar berjumlah 64 orang.

Kelompok besar itu khusus membagikan amplop hasil ujian nasional kepada 6.462 siswa SLTA yang terdiri atas 4.749 siswa sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK) 1.484 orang, dan madrasah aliah (MA) 229 siswa sesuai dengan alamat tempat tinggal mereka.

Kemudian, lanjut dia, sebanyak 12 petugas lainnya dibagi dalam dua kelompok yang bertugas di sekretariat monitor di Kantor Pos dan Pos Pembantu di Air salobar, Kecamatan Nusaniwe, dan Negeri Passo, Kecamatan Baguala.

Menurut Uneputty, keberadaan Kantor Pos Pembantu itu penting untuk memantau aktivitas para petugas yang menyalurkan amplop hasil UN ke rumah-rumah siswa dengan menggunakan sepeda motor apabila mengalami gangguan.

Ia mencontohkan, jika  ada petugas di Kecamatan Nusaniwe mengalami pecah ban motor, yang bersangkutan tinggal menghubungi sekretariat di Kantor Pos. Lalu, petugas di sekretariat menghubungi petugas lain di Air Salobar untuk memberikan bantuan karena masih satu daerah.

"Sebenarnya, jadwal penyaluran amplop hasil UN SLTA itu akan berlangsung pada tanggal 24 Mei sesuai dengan informasi yang diterima Kantor Pos Ambon saat penandatangan kerja sama," ujarnya.

Uneputty mengatakan bahwa jadwal penyaluran hasil UN itu hanya satu hari.

"Setelah Wali Kota Ambon mengumumkan persentase kelulusan pada pukul 10.00 WIT, petugas akan segera bekerja," katanya.

Hal yang sama juga akan dilakukan pada tanggal 1 Juni hasil UN sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP).

Pelayanan PT Pos Ambon dalam menyalurkan hasil UN ini, kata dia, merupakan kerja sama dengan pemerintah kota untuk mengantisipasi kejadian di luar kemampuan para guru dan orang tua saat pengumuman kelulusan.

5. Siswa Berpakaian Adat Hadiri Pengumuman Hasil UN

Oleh Juwita Trisna Rahayu

Jakarta (Antara News) - Siswa SMKN 27 Jakarta mengenakan pakaian adat menghadiri pengumuman hasil Ujian Nasional (UN) 2013.

"Siswa disini memang diwajibkan memakai pakaian adat, sesuai dengan perintah Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta dalam mengantisipasi corat-coret seragam," kata Kepala Sekolah SMKN 27 Jakarta Sudiono di Jakarta, Jumat.

Sudiono mengaku banyak manfaat yang didapat dari kewajiban memakai pakaian adat ke sekolah saat pengumuman hasil UN, daripada mengenakan seragam.

"Selain mencegah aksi corat-coret seragam, kita juga diajarkan untuk mencintai budaya kita dan bersikap wajar serta sederhana, tidak perlu acara yang megah," katanya.

Dia menjelaskan pakaian adat yang dikenakan harus disesuaikan dengan asal daerah orang tua masing-masing agar beragam.

"Bisa kita lihat ada yang memakai pakaian adat dari Sumatera Barat, Ambon dan lainnya, bukan hanya kebaya Betawi,"katanya.

Ditemui di tempat sama, siswa SMK 27 Jakarta jurusan kecantikan kulit Tania Alisha Bella mengaku tidak masalah terkait kewajiban memakai pakaian adat.

"Kita sih nyaman-nyaman saja, lagian biar tahu budaya juga," katanya.

Senada dengan Tania, Zahra Maulidia dan Sarah Jualiani juga mengaku senang memakai pakaian  adat.

"Awalnya memang 'ribet', tapi setuju-setuju aja. Kalau sekolah bilang begitu, ya kita nurut," kata Zahra.

Disdik DKI Jakarta telah memerintahkan untuk menggunakan pakaian adat kepada siswa jika ingin datang ke sekolah.

Berdasarkan data Disdik DKI Jakarta, terdapat 47 SMA dan 45 SMK yang mengadakan acara dengan pakai pakaian adat.

Upaya tersebut dilakukan guna mencegah aksi corat-coret selain mengumumkan hasil UN lewat internet.

6.  Sekolah Denda Siswa Yang Coret Baju Rp250.000

   Oleh La Ode Aminuddin

Ternate (Antara News) - Sekolah SMA sederajat di Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), sepakat menerapkan denda kepada siswa yang merayakan kelulusan Ujian Nasional (UN) 2013 dengan cara mencorak-coret baju seragamnya sebesar Rp250.000.

         "Siswa yang merayakan kelulusan dengan cara mabuk-mabukan selain didenda Rp250.000 juga ditahan ijazahnya oleh sekolah selama enam bulan," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Ternate Mochdar Din di Ternate, Jumat.

         Denda tersebut merupakan kesepakatan seluruh kepala sekolah SMA sederajat di Kota Ternate dalam rapat persiapan pengumuman hasil Ujian Nasional SMA sederajat yang akan dilakukan Jumat sore bersamaan dengan seluruh SMA sederajat lainnya di wilayah Malut.

         Ia mengatakan ancaman denda tersebut telah disampaikan kepada seluruh siswa termasuk para orang tua mereka dengan harapan bisa mencegah adanya siswa yang merayakan kelulusan dengan cara seperti itu.

         Upaya lain yang dilakukan SMA sederajat di Ternate dalam mencegah siswa merayakan kelulusan dengan cara-cara yang tidak baik adalah mewajibkan semua siswa mengikuti zikir bersama di setiap sekolah sebelum pengumuman hasil UN.

         Mochdar mengatakan pengumuman hasil UN pada pukul 17.00 WIT, juga merupakan salah satu upaya untuk mencegah siswa merayakan kelulusannya dengan cara arak-arakkan keliling kota menggunakan kendaraan, seperti yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, karena hal itu sangat membahayakan keselamatan para siswa.

         Sesuai data dari Dinas Pendidikan Malut, tingkat kelulusan SMA sederajat di Ternate tahun pelajaran 2012-2013 sebesar 96,25 persen atau menurun jika dibandingkan dengan tahun pelajaran sebelumnya yang tercatat 99 persen lebih.

         Namun, menurut Mochdar Din, data kelulusan SMA sederajat di Kota Ternate tahun pelajaran 2012-2013 tersebut masih bersifat sementara, karena masih ada sejumlah siswa yang berkasnya dalam pemeriksaan dan tidak tertutup kemungkinan mereka itu juga dinyatakan tidak lulus. ***4***

7. Polisi Kudus Larangan Siswa Konvoi Rayakan Kelulusan

  Oleh Akhmad Nazaruddin Lathif

Kudus (Antara News) - Aparat Kepolisian Polres Kudus, Jawa Tengah, melarang siswa di daerah setempat melakukan konvoi di jalan raya untuk merayakan kelulusan Ujian Nasional (UN) 2013, karena dikhawatirkan mengganggu ketertiban umum.

"Jika masih ada yang nekat melakukan konvoi di jalan hingga mengganggu pengguna jalan lain, kami akan menindak mereka," kata Kapolres Kudus, AKBP Bambang Murdoko di Kudus, Jumat.

Ia mengatakan siswa yang merayakan kelulusan dengan berkonvoi di jalan juga bisa ditilang.

Apalagi, kata dia, jika ada yang melanggar tata tertib lalu lintas hingga mengganggu pengguna jalan lain.

Jika ingin merayakan kelulusan, dia mengimbau, dilakukan dengan cara yang wajar.

"Biasanya, kelulusan yang dirayakan dengan aksi coret-coret pakaian seragam dengan beberapa teman, akan diikuti pula dengan aksi konvoi di jalan," ujarnya.

Sementara itu, Kasatlantas Polres Kudus AKP Cahyo Widyatmoko menambahkan, pihaknya akan mengirimkan surat imbauan kepada dinas terkait agar melarang siswa SMA atau sederajat merayakan kelulusan UN dengan konvoi di jalan.

"Jika tidak memungkinkan, tentunya akan memberikan imbauan secara langsung di jalan saat menemui adanya sejumlah pelajar yang merayakan kelulusan," ujarnya.

Menurut dia, hal tersebut demi kepentingan masyarakat umum, mengingat dalam waktu dekat juga akan digelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kudus pada 26 Mei 2013.

"Kami berharap dukungan masyarakat untuk ikut menciptakan situasi wilayah tetap kondusif dan aman," ujarnya.***

Pewarta :
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024