Kendari,  (Antara News) - Program penempatan transmigrasi di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, telah menambah jumlah desa di wilayah kabupaten tersebut sebanyak 64 desa.

Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Konawe Selatan, Muchlis di Kendari, Selasa mengatakan, desa-desa transmigrasi tersebut tersebar di 34 Unit Permukiman Transmigrasi (UPT).

"Dalam satu 10 tahun terakhir, setiap UPT sudah berkembang menjadi satu desa sampai dua desa," katanya.

Makanya ujarnya Muchlis, jumlah desa yang warganya berasal dari transmigrasi, sudah mencapai 64 desa di Konawe Selatan.

Menurut dia, kehadiran transmigrasi di Konawe Selatan sejak tahun 2003, telah memberi kontribusi besar bagi kabupaten tersebut, terutama pembangunan bidang pertanian.

Hampir semua hasil pertanian yang membanjiri kota Kendari dan kota-kota lain di Sultra saat ini kata dia, berasal dari warga transmigrasi di Konawe Selatan.

"Selain berkontribusi kepada pertumbuhan ekonomi kabupaten Konawe Selatan secara keseluruhan, warga transmigrasi juga telah memberi dampak luas bagi petani-petani lokal," katanya.

Para petani lokal yang sebelum kurang terampil bercocok tanam jelas Muchlis, saat ini sudah menjadi petani-petani handal yang bisa menghidupi keluarganya dari hasil bercocok tanam.

Muchlis mengungkapkan, Kabupaten Konawe Selatan, tahun 2013 ini akan kembali menempatkan warga transmigrasi sebanyak 167 kepala keluarga (KK) di unit pemukiman transmigrasi II Amohola, Kecamatan Moramo.

Warga transmigrasi yang akan dimukiman di UPT II Amohola tersebut berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Lokasi pemukian bagi 167 KK warga transmigrasi itu, sudah kami siapkan dan saat ini hampir rampung," katanya.

Menurut Muchlis, dana untuk membiayai warga transmigrasi asal Pulau Jawa tersebut sebesar Rp15 miliar lebih yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Kementerian Transmigrasi dan Tenaga Kerja RI.

"Dana sebanyak itu, selain membiayai pembangunan 167 unit rumah yang akan ditempati warga transmigrasi dan pengolahan lahan usaha pekarangan, juga untuk jaminan hidup selama satu tahun dan biaya obat-obatan termasuk pengadaan pupuk tanaman," katanya.

Pewarta : Agus
Editor :
Copyright © ANTARA 2024