Kendari, (Antara News) - Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, akan membangun rumah singgah, antara lain untuk tempat penampungan sementara anak terlantar, gelandang, pengemis, dan pekerja seks komersial yang terjaring razia, guna penanganan permasalahan sosial.
Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kendari As`ad, di Kendari, Selasa, mengatakan pembangunan rumah singgah akan dikoordinasikan dengan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kendari karena terkait upaya mewujudkan program Kota Layak Anak.
"Rumah singgah akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan pembinaan bagi gelandangan dan pengemis sebelum dipulangkan ke daerah asalnya, mudah-mudahan bisa direalisasikan tahun depan atau akhir tahun ini," katanya.
Pemerintah, kata As`ad, sudah membicarakan hal itu secara serius karena sudah menjadi kebutuhan mengingat anak jalanan di kota tersebut sudah mulai marak, seiring dengan perkembangan kota.
"Namanya juga kota berkembang, maka akan diikuti munculnya para anak jalanan atau gelandangan. Tetapi, kami berupaya untuk menangani penyakit masyarakat tersebut," katanya.
Persoalan saat ini, katanya, Pemkot Kendari belum memiliki rumah singgah untuk menampung para gelandangan tersebut, sehingga hal tersebut menjadi salah satu fokus untuk dibangun.
Dia mengakui untuk menyukseskan rencana pembangunan rumah singgah, anggarannya sudah dialokasikan dalam APBD Kota Kendari yang akan berbagi dengan APBN.
Namun, pada kesempatan itu ia tidak merinci berapa anggaran yang disiapkan untuk membangun rumah singgah tersebut.
"Sebelum ada rumah singgah tersebut, untuk sementara kita hanya melakukan razia terhadap anak jalanan tersebut, tetapi hanya dilakukan pendataan kemudian dilepaskan kembali karena belum ada penampungan," katanya. (Ant).
Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kendari As`ad, di Kendari, Selasa, mengatakan pembangunan rumah singgah akan dikoordinasikan dengan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kendari karena terkait upaya mewujudkan program Kota Layak Anak.
"Rumah singgah akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan pembinaan bagi gelandangan dan pengemis sebelum dipulangkan ke daerah asalnya, mudah-mudahan bisa direalisasikan tahun depan atau akhir tahun ini," katanya.
Pemerintah, kata As`ad, sudah membicarakan hal itu secara serius karena sudah menjadi kebutuhan mengingat anak jalanan di kota tersebut sudah mulai marak, seiring dengan perkembangan kota.
"Namanya juga kota berkembang, maka akan diikuti munculnya para anak jalanan atau gelandangan. Tetapi, kami berupaya untuk menangani penyakit masyarakat tersebut," katanya.
Persoalan saat ini, katanya, Pemkot Kendari belum memiliki rumah singgah untuk menampung para gelandangan tersebut, sehingga hal tersebut menjadi salah satu fokus untuk dibangun.
Dia mengakui untuk menyukseskan rencana pembangunan rumah singgah, anggarannya sudah dialokasikan dalam APBD Kota Kendari yang akan berbagi dengan APBN.
Namun, pada kesempatan itu ia tidak merinci berapa anggaran yang disiapkan untuk membangun rumah singgah tersebut.
"Sebelum ada rumah singgah tersebut, untuk sementara kita hanya melakukan razia terhadap anak jalanan tersebut, tetapi hanya dilakukan pendataan kemudian dilepaskan kembali karena belum ada penampungan," katanya. (Ant).