Makassar (ANTARA News) - Kontribusi sektor pertanian dan pertambangan terhadap laju pertumbuhan ekonomi Kawasan Timur Indonesia (KTI) diprediksi mengalami peningkatan pada 2013.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah I (Sulawesi, Maluku dan Papua) Mahmud di Makassar, Kamis, mengatakan, pertanian dan pertambangan masih merupakan sektor yang paling banyak berkontribusi terhadap laju pertumbuhan ekonomi KTI pada 2013.

Pada 2012, kontribusi pertanian mencapai 21 persen, 17 persen diantaranya dari Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Sedangkan pertambangan mencapai 19 persen.

"Peningkatan kontribusi dari kedua sektor tersebut diprediksi menyusul akan adanya perluasan usaha, dalam bentuk pengembangan lahan komoditas serta industri pengolahan," ujarnya.    

Sektor konsumsi juga berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi menyusul akan digelarnya pemilihan kepala daerah. Namun, perlu diantisipasi pula dampaknya terhadap kenaikan inflasi.  

Pada 2012, angka inflasi mencapai 5,24 persen yang disebabkan terganggunya pasokan kebutuhan pokok masyarakat dan tingginya biaya transportasi.

Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi di KTI pada 2013, diperkirakan mengalami peningkatan 6,47 plus minus 0,5 persen. Pada 2012, pertumbuhannya mencapai 5,91 persen.

Mahmud juga mengingatkan beberapa faktor yang kemungkinan dapat menghambat laju pertumbuhan di KTI seperti misalnya kondisi infrastruktur, ketersediaan energi terutama listrik serta ketergantungan terhadap sektor primer seperti pertanian dan pertambangan.

Khusus Provinsi Sulsel laju pertumbuhan ekonominya 2013 diperkirakan mencapai 7,5 hingga 8,5 persen. Sektor investasi dan konsumsi diprediksi akan memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Sulsel.

Pada sektor konsumsi terutama didorong oleh kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) hingga 20 persen yang dapat memicu daya beli masyarakat. Selain investasi dan konsumsi sektor lainnya yang akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi adalah pertanian, perdagangan, hotel, restoran, bangunan, angkutan dan komunikasi. (Ant).

Pewarta :
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024