Kendari (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wakatobi  merevitalisasi nilai-nilai adat budaya lokal ke dalam tata nilai regional, nasional dan internasional.

"Dalam revitalisasi itu, tata nilai adat budaya lokal Wakatobi harus ditransformasi menjadi pola anutan masyarakat regional, nasional dan internasional," kata Bupati Wakatobi, Hugua melalui telepon dari Wakatobi, Rabu.

Hugua mengatakan, revitalisasi nilai-nilai adat budaya lokal tersebut sebagai cikal bakal lahirnya peradaban baru di Wakatobi, yakni peradaban biodiversiti menuju ke arah peradaban globalisasi yang menjamin kehidupan selaras antara manusia, alam dan lingkungannya.

"Revitalisasi nilai adat budaya lokal ini, sebagai komitmen Pemkab dan masyarakat Wakatobi dalam mendukung penetapan wilayah Wakatobi sebagai salah satu kawasan cagar biosfir bumi di dunia oleh Unesco," katanya.

Ia mengatakan, revitalisasi nilai adat budaya lokal tersebut dimulai dari lingkungan birokrasi di Pemkab Wakatobi.

Setiap pejabat dan staf dalam melaksanakan tugas, terutama memberi pelayanan kepada masyarakat, kata dia, harus menyelaraskan antara nilai hukum-hukum negara dengan tata nilai budaya lokal Wakatobi.

Artinya ujar Hugua seluruh aparat pemerintah sebagai penyelenggara negara di Wakatobi, harus memahami nilai-nilai tradisi budaya masyarakat, sehingga dalam menyelenggarakan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat, selalu merujuk pada nilai-nilai budaya masyarakat setempat.

"Di dalam tatanan masyarakat Wakatobi, sangat kental dengan istilah potulu-tulungi atau pomoriaso ako atau tolong menolong atau saling menyayangi," katanya.

Nah, tata nilai budaya itu ujarnya, harus mendarahdaging di kalangan aparat birokrasi pemerintahan, sehingga dalam menyelenggarakan pemerintahan, terutama memberikan pelayanan kepada masyarakat selalu dengan rasa kasih sayang, bukan kebencian.

"Penyelenggara pemerintahan yang memperlakukan masyarakat dengan penuh kasih sayang, selalu tercipta kedamaian dan keharmonisan. Tata nilai ini, yang harus diadopsi para aparat birokrasi pemerintahan di Wakatobi, terutama dalam menghadapi peradaban baru menuju peradaban era globalisasi," katanya. (Ant).

Pewarta : Agus
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024