Wangiwangi (ANTARA News) - Dinas Pendidikan Nasional (Disdiknas) Kabupaten Wakatobi akan terus mendorong peningkatan kualitas guru di daerah itu melalui berbagai pendidikan dan pelatihan.
"Rata-rata tenaga guru di Wakatobi, belum mengikuti pendidikan atau pelatihan peningkatan kapasitas, terutama dalam hal kampuan menguasai tekhnik mengajar dan mentrasfer pengetahuan kepada peserta didik," kata Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Wakatobi, Masuddin di Wangiwangi, Jumat.
Menurut dia, jumlah tenaga guru di kabupaten Wakatobi saat ini mencapai 2.000 orang lebih.
Jumlah guru sebanyak itu, kata dia, tersebar di berbagai jenjang pendidikan, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama dan Sekolah Menengah Atas, di delapan kecamatan di Wakatobi.
"Kualitas guru paling rendah terdapat pada jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak," katanya.
Umumnya kata dia, guru yang mengajar di sekolah Taman Kanak-kanak (TK) tidak memiliki kualifikasi sebagai guru, karena hanya tamat SMA.
"Kemampuan mendidik dari guru yang hanya tamat SMA tentu jauh berbeda dengan mereka yang lulusan pendidikan keguruan," katanya.
Menurut Masuddin, sejak mulai direkrut menjadi tenaga guru, guru-guru TK di Wakatobi belum pernah mengikuti pendidikan atau pelatihan khusus tentang tekhnik mengajar di dalam kelas.
Hal itu kata dia, disebabkan keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah Kabupaten Wakatobi.
"Alokasi anggaran pendidikan di dalam APBD Kabupaten Wakatobi memang sudah lebih dari 20 persen seperti yang disyaratkan undang-undang, namun dana tersebut dikosentrasikan pada pembangunan sarana dan prasarana pendidikan," katanya.
Direnakan ujarnya, mulai tahun 2013 nanti, Diknas Wakatobi akan berkonsentrasi pada peningkatan kualitas guru melalui pendidikan dan pelatihan keterampilan.
"Untuk pembangunan sarana dan prasarana pendidikan di Wakatobi kami anggap sudah memadai, sehingga ke depan kami memberi perhatian besar pada peningkatan kualitas guru," katanya.
Sebab berbicara mutu pendidikan secara keseluruhan kata dia, tidak terlepas dari peran guru-guru yang mengajar di dalam ruangan kelas.
"Kalau guru-guru yang mengajar memiliki kapasitas dan kualitas yang baik, mutu peserta didik juga dapat dipastikan berkualitas," katanya. (Ant).
"Rata-rata tenaga guru di Wakatobi, belum mengikuti pendidikan atau pelatihan peningkatan kapasitas, terutama dalam hal kampuan menguasai tekhnik mengajar dan mentrasfer pengetahuan kepada peserta didik," kata Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Wakatobi, Masuddin di Wangiwangi, Jumat.
Menurut dia, jumlah tenaga guru di kabupaten Wakatobi saat ini mencapai 2.000 orang lebih.
Jumlah guru sebanyak itu, kata dia, tersebar di berbagai jenjang pendidikan, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama dan Sekolah Menengah Atas, di delapan kecamatan di Wakatobi.
"Kualitas guru paling rendah terdapat pada jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak," katanya.
Umumnya kata dia, guru yang mengajar di sekolah Taman Kanak-kanak (TK) tidak memiliki kualifikasi sebagai guru, karena hanya tamat SMA.
"Kemampuan mendidik dari guru yang hanya tamat SMA tentu jauh berbeda dengan mereka yang lulusan pendidikan keguruan," katanya.
Menurut Masuddin, sejak mulai direkrut menjadi tenaga guru, guru-guru TK di Wakatobi belum pernah mengikuti pendidikan atau pelatihan khusus tentang tekhnik mengajar di dalam kelas.
Hal itu kata dia, disebabkan keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah Kabupaten Wakatobi.
"Alokasi anggaran pendidikan di dalam APBD Kabupaten Wakatobi memang sudah lebih dari 20 persen seperti yang disyaratkan undang-undang, namun dana tersebut dikosentrasikan pada pembangunan sarana dan prasarana pendidikan," katanya.
Direnakan ujarnya, mulai tahun 2013 nanti, Diknas Wakatobi akan berkonsentrasi pada peningkatan kualitas guru melalui pendidikan dan pelatihan keterampilan.
"Untuk pembangunan sarana dan prasarana pendidikan di Wakatobi kami anggap sudah memadai, sehingga ke depan kami memberi perhatian besar pada peningkatan kualitas guru," katanya.
Sebab berbicara mutu pendidikan secara keseluruhan kata dia, tidak terlepas dari peran guru-guru yang mengajar di dalam ruangan kelas.
"Kalau guru-guru yang mengajar memiliki kapasitas dan kualitas yang baik, mutu peserta didik juga dapat dipastikan berkualitas," katanya. (Ant).