Kendari (ANTARA News) - Bupati Wakatobi, Hugua menegaskan, Sertifikat Cagar Biosfir Bumi (CBB) yang diberikan Unesco, sewaktu-waktu bisa dicabut jika masyarakat di daerah itu tidak mampu memppertahankan kelestarian dan keseimbangan alam di kawasan itu.

"Sertifikat CBB yang diberikan Unesco kepada Wakatobi hanya pengakuan bahwa kawasan Wakatobi saat ini masih terjaga kelestarian dan keseimbangan alamnya," katanya di Kendari, Minggu.

Jika dalam perjalanan ke depan kawasan Wakatobi mengalami perubahan, kelestarian dan keseimbangan alamnya terganggu akibat pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan, maka pihak UNESCO bisa mencabut kembali sertifikat CBB bagi kawasan Wakatobi.

Karena itu, kata dia, jika Wakatobi masih tetap terus diakui sebagai kawasan CBB oleh Unesco, pemerintah dan masyarakat Wakatobi harus bekerja sama menjaga kelestarian dan keseimbangan alam di kawasan itu.

"Kearifan lokal masyarakat Wakatobi dalam memanfaatkan sumber dalam di kawsan perairan laut Wakatobi, harus tetap dipertahankan sehingga keragaman hayati di dalam kawasan itu tetap terjaga sepanjang masa," katanya.

Menurut Hugua, alam bawah laut Wakatobi yang memiliki luas kurang lebih 1,3 juta hektar (97 persen dari total luas wilayah Wakatobi), dihuni 750 jenis terumbu karang.

Selain itu kata dia, alam bawah laut Wakatobi juga dihuni 942 jenis ikan dan berbagai jenis biota laut lainnya.

"Kalau keragaman hayati di Wakatobi ini tetap dipertahankan, Insya Allah Unesco akan tetap mengakui Wakatobi sebagai salah satu kawasan CBB yang di dunia," katanya.

Oleh karena itu, ujarnya, kebiasaan masyarakat Wakatobi dalam mengambil sesuatu dari alam dan memperlakukan alam selama ini, agar tetap dipertahankan sehingga kelestarian dan keseimbangan tidak terganggu sepanjang masa.

Menurut dia, ada tiga kempetingan yang ingin dilindungi pihak Unesco di Wakatobi.

Ketiga kepentingan tersebut yakni kelestarian alam secara berkelanjutan, kearifan lokal masyarakat setempat dan kepentingan ekonomi berupa tersediaan pangan atau sumber daya alam secara berkelanjutan. (Ant).

Pewarta : Agus
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024