Kendari (ANTARA News) - Tim Pengendali Inflasi Daerah Sulawesi Tenggara terus memantau harga beras di beberapa pasar tradisional di daerah itu.

Ketua TPID Sultra Saemu Alwi di Kendari, Sabtu, mengatakan pemantauan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kenaikan harga beras saat ini menjelang Idul Adha 2012.

"Kebiasaan di daerah ini, ketika menghadapi hari-hari keagamaan sering terjadi kenaikan harga beras di pasaran," ujar Saemu.

Ia mengatakan, kenaikan harga beras akan memicu laju inflasi sehingga perlu dilakukan pencegahan dengan cara memastikan kelancaran pasokan dan distribusi beras di daerah itu.

"Berdasarkan pantauan sementara, ada kenaikan dari Rp360.000 per sak, menjadi Rp380.000 per sak, tetapi dinilai masih bisa ditolerir," katanya.

Jika terjadi kenaikan harga mencapai 15 persen, katanya, maka pihaknya akan merekomendasikan kepada instansi yang merupakan bagian TPID Sultra untuk melakukan operasi pasar dalam hal ini pihak Bulog.

Saemu berharap, para pedagang tidak melakukan spekulasi untuk menaikkan harga beras dengan alasan kelangkaan, karena stok beras yang ada di pasaran saat ini masih normal.

"Pantauan kita di pasaran, stok beras yang dimiliki pedagang masih melimpah. Pasokan beras kepada pedagang juga lancar. Harapan kita, harga beras saat ini bisa bertahan hingga akhir tahun," katanya.

Bahkan laporan dari Bulog, kata Saemu, instansi itu memiliki stok yang melimpah sehingga akan mudah untuk melakukan operasi pasar jika suatu saat terjadi kenaikan harga beras yang signifikan. (Ant).

Pewarta : Suparman
Editor :
Copyright © ANTARA 2024