Kendari (ANTARA News) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulawesi Tenggara (Sultra) meningkatkan koordinasi antarinstansi yang tergabung dalam TPID untuk menjaga kelancaran distribusi barang di daerah itu.
Ketua TPID Sultra Saemu Alwi di Kendari, Sabtu, mengatakan, distribusi barang memengaruhi fluktuasi harga barang sehingga berdampak kepada inflasi.
"Untuk mengendalikan inflasi daerah maka semua komponen TPID harus ikut terlibat dan memiliki peran tersendiri," kata Saemu.
Pihaknya mendeteksi titi-titik jalur distribusi barang agar tidak terjadi hambatan, baik yang disebabkan oleh alam ataupun karena faktor lain.
"Jangan sampai harga melonjak karena ada titik distribusi barang yang tersumbat atau terhambat, sehingga hal itu yang menjadi fokus perhatian kami," katanya.
Menurut dia, alur distribusi barang di Sultra saat ini sudah melalui tiga jalur utama yakni melalui laut, darat, dan udara.
"Tetapi yang paling berpengaruh adalah jalur laut, dalam hal ini pelabuhan bongkar muat kapal atau kontainer, sehingga kami melakukan koordinasi intensif dengan pihak Pelabuhan Indonesia (Pelindo)," katanya.
Bentuk koordinasi yang dilakukan dengan Pelindo, katanya, agar lebih memprioritaskan pembongkaran barang dari kapal yang memuat sembako karena sifatnya kebutuhan pokok agar pasokan tetap lancar.
"Hal yang sama kami lakukan dengan instansi lain, agar titik jalur distribusi tidak ada hambatan," katanya. (ANT).
Ketua TPID Sultra Saemu Alwi di Kendari, Sabtu, mengatakan, distribusi barang memengaruhi fluktuasi harga barang sehingga berdampak kepada inflasi.
"Untuk mengendalikan inflasi daerah maka semua komponen TPID harus ikut terlibat dan memiliki peran tersendiri," kata Saemu.
Pihaknya mendeteksi titi-titik jalur distribusi barang agar tidak terjadi hambatan, baik yang disebabkan oleh alam ataupun karena faktor lain.
"Jangan sampai harga melonjak karena ada titik distribusi barang yang tersumbat atau terhambat, sehingga hal itu yang menjadi fokus perhatian kami," katanya.
Menurut dia, alur distribusi barang di Sultra saat ini sudah melalui tiga jalur utama yakni melalui laut, darat, dan udara.
"Tetapi yang paling berpengaruh adalah jalur laut, dalam hal ini pelabuhan bongkar muat kapal atau kontainer, sehingga kami melakukan koordinasi intensif dengan pihak Pelabuhan Indonesia (Pelindo)," katanya.
Bentuk koordinasi yang dilakukan dengan Pelindo, katanya, agar lebih memprioritaskan pembongkaran barang dari kapal yang memuat sembako karena sifatnya kebutuhan pokok agar pasokan tetap lancar.
"Hal yang sama kami lakukan dengan instansi lain, agar titik jalur distribusi tidak ada hambatan," katanya. (ANT).