Kendari (ANTARA News) - Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam mengatakan, Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Nasional X yang berlangsung di Kendari 3-9 Juli 2012, telah mengakurkan antarumat beragama di daerah ini.
"Kegiatan Pesparawi di Kendari menunjukan bahwa iven kerohanian ini bukan lagi milik umat Kristiani semata, tetapi sudah menjadi milik lintas agama," kata Nur Alam, pada penutupan Pesparawi X di Alun-alun Kota Kendari, Senin malam (9/7).
Ini terbukti, kata Nur Alam, pelaksanaan Pesparawi di Kendari, mendapat sambutan yang antusias dari seluruh masyarakat Kendari khususnya dan Sultra umumnya untuk berbondong-bondong menyaksikan setiap penampilan lomba kegiatan kerohanian itu.
Seluruh masyarakat Sultra yang mayoritas beragama Islamtidak melihat bahwa kegiatan ini adalah milik Kristiani, tetapi memandang kegiatan ini adalah milik bersama yang harus disukseskan.
"Ini dapat dlihat dari komposisi panitia yang menjadi elaksana 90 persen adalah warga Muslim, dan seluruh umat antarberagama yang ada di Kendari bersama-sama dalam satu ikatan kepanitiaan untuk bekerja keras menyukseskan kegiatan ini," katanya.
Selaku pemerintah dan masyarakat Sultra, kata Nur Alam, mengucapkan permohonan maaf kepada seluruh kontingen atau peserta yang mengikuti kegiatan tersebut jika dalam pelayanan ada yang tidak sesuai dengan harapan peserta.
"Kami sadari bahwa pelayanan kami tidak akan sesuai harapan peserta, baik itu pelayanan transportasi maupun pelayanan penginapan. Tetapi kami seluruh masyarakat Sultra sudah berusaha menunjukan pelayanan terbaik," katanya.
Ia mengatakan, daya tarik keindahan Pesparawi melalui lantunan kidung-kidung kerohanian telah menggerakkan umat Kristiani dari seluruh pelosok Indonesia untuk datang di Sultra, selain untuk menjadi peserta kegiatan itu, sekaligus menyaksikan kesuksesan kegiatan ini.
Provinsi Papua Barat ditetapkan sebagai juara umum pada iven Pesparawi Nasional X, sementara Provinsi Maluku ditetapkan menjadi tuan rumah pelaksanaan Pesparawi nasional XI tahun 2015 di Kota Ambon. (ANT).
"Kegiatan Pesparawi di Kendari menunjukan bahwa iven kerohanian ini bukan lagi milik umat Kristiani semata, tetapi sudah menjadi milik lintas agama," kata Nur Alam, pada penutupan Pesparawi X di Alun-alun Kota Kendari, Senin malam (9/7).
Ini terbukti, kata Nur Alam, pelaksanaan Pesparawi di Kendari, mendapat sambutan yang antusias dari seluruh masyarakat Kendari khususnya dan Sultra umumnya untuk berbondong-bondong menyaksikan setiap penampilan lomba kegiatan kerohanian itu.
Seluruh masyarakat Sultra yang mayoritas beragama Islamtidak melihat bahwa kegiatan ini adalah milik Kristiani, tetapi memandang kegiatan ini adalah milik bersama yang harus disukseskan.
"Ini dapat dlihat dari komposisi panitia yang menjadi elaksana 90 persen adalah warga Muslim, dan seluruh umat antarberagama yang ada di Kendari bersama-sama dalam satu ikatan kepanitiaan untuk bekerja keras menyukseskan kegiatan ini," katanya.
Selaku pemerintah dan masyarakat Sultra, kata Nur Alam, mengucapkan permohonan maaf kepada seluruh kontingen atau peserta yang mengikuti kegiatan tersebut jika dalam pelayanan ada yang tidak sesuai dengan harapan peserta.
"Kami sadari bahwa pelayanan kami tidak akan sesuai harapan peserta, baik itu pelayanan transportasi maupun pelayanan penginapan. Tetapi kami seluruh masyarakat Sultra sudah berusaha menunjukan pelayanan terbaik," katanya.
Ia mengatakan, daya tarik keindahan Pesparawi melalui lantunan kidung-kidung kerohanian telah menggerakkan umat Kristiani dari seluruh pelosok Indonesia untuk datang di Sultra, selain untuk menjadi peserta kegiatan itu, sekaligus menyaksikan kesuksesan kegiatan ini.
Provinsi Papua Barat ditetapkan sebagai juara umum pada iven Pesparawi Nasional X, sementara Provinsi Maluku ditetapkan menjadi tuan rumah pelaksanaan Pesparawi nasional XI tahun 2015 di Kota Ambon. (ANT).