Unaaha (ANTARA News) - Menteri Sosial, Salim Segaf Al Jufri, memberi kuliah umum di hadapan 1000-an mahasiswa Univeritas Lakidende (Unilaki), di Unaaha Kabupaten Konawe.
Orasi ilmiah yang bertema "Optimalisasi Masyarakat Kampus Sebagai Lembaga Intelektual Dalam Mengatasi Masalah Sosial di Tengah Masyarakat" itu berlangsung lebih dari satu jam setengah, dan dilanjutkan dengan dialog terbuka dengan civitas akademika.
Acara itu dihadiri Wakil Gubernur Sultra, HM Saleh Lasatta, Bupati Konawe, Lukman Abunawas, Ketua Yayasan Unilaki H Abdul Razak Porosi, dan beberapa pejabat eselon I dan II Kemensos dan pejabat DPRD Provinsi/kabupaten.
Menurut Menteri, perguruan tinggi sebagai lembaga intelektual, harus menjadi pioner yang tidak hanya tampil berorasi di dalam kampus, tetapi lebih utama setelah para mahasiswa selesai menyelesaikan studinya harus mampu menyosialisasikan ilmunya di tengah-tengah masyarakat.
"Kampus harus berperan terhadap permasalahan sosial, artinya bahwa bila terjadi suatu permasalahan sosial termasuk bencana alam, mahasiswa harus lebih peka untuk terjun langsung ke masyarakat tanpa harus memandang status sosial maupun latar belakang masyarakat yang membutuhakan bantuan," katanya.
Ia mengatakan, permasalahan sosial di tanah air kini masih cukup besar, data BPS mencatat masih ada 12,36 persen dari jumlah penduduk di Indonesia atau sekitar 30 juta lebih dikatakan masih di bawah garis kemiskinan.
Dari jumlah tersebut, kata Mensos, termasuk di dalamnya 4,5 juta anak jalanan dan anak telantar, sekitar 2,9 juta masyarakat lanjut usia (Lansia) dan sekitar 2,300 juta kepala keluarga (KK) yang tinggal dirumah tidak layak huni.
Oleh karena itu, kata Mensos, untuk membantu penyelesaian masalah sosial di tanah air itu ada empat lembaga yang harus berperan sekaligus bertanggung jawab, yakni selain pemerintah, masyarakat, dunia usaha, juga perguruan tinggi.
"Dengan demikian, peran perguruan tinggi dalam permasalahan sosial termasuk bila terjadi bencana alam, mahasiswa wajib memberi peringatan dini kepada masyarakat di sekitarnya untuk memberi solusi yang terbaik dalam menyelesaiakn masalah dimaksud," ujar Mensos.
Pembantu Rektor I Unilaki, Dr. Rayudin, MP dalam laporannya mengatakan rasa terima kasihnya atas kunjungan Mensos di bumi Unaaha yang sekaligus memberi kuliah umum kepada para mahasiswa dan dosen di perguruan tinggi yang berdiri sejak 2006 itu.
Ia mengatakan, Unilaki saat ini kini memiliki mahasiswa lebih dari 3000-an orang dan sekitar 1.000 di anataranya sudah menjadi alumni dari enam fakultas dari delapan program studi.
Kunjungan Mensos di Sulawesi Tenggara khususnya Kabupaten Konawe dan Kota Kendari, selain menyerahkan bantuan miliaran rupiah kepada kelompok usaha bersama (Kube), juga akan melakukan peninjauan kepada warga penyandang cacat (tunanetra) yang kini sudah mampu membuka usaha sendiri. (ANT).
Orasi ilmiah yang bertema "Optimalisasi Masyarakat Kampus Sebagai Lembaga Intelektual Dalam Mengatasi Masalah Sosial di Tengah Masyarakat" itu berlangsung lebih dari satu jam setengah, dan dilanjutkan dengan dialog terbuka dengan civitas akademika.
Acara itu dihadiri Wakil Gubernur Sultra, HM Saleh Lasatta, Bupati Konawe, Lukman Abunawas, Ketua Yayasan Unilaki H Abdul Razak Porosi, dan beberapa pejabat eselon I dan II Kemensos dan pejabat DPRD Provinsi/kabupaten.
Menurut Menteri, perguruan tinggi sebagai lembaga intelektual, harus menjadi pioner yang tidak hanya tampil berorasi di dalam kampus, tetapi lebih utama setelah para mahasiswa selesai menyelesaikan studinya harus mampu menyosialisasikan ilmunya di tengah-tengah masyarakat.
"Kampus harus berperan terhadap permasalahan sosial, artinya bahwa bila terjadi suatu permasalahan sosial termasuk bencana alam, mahasiswa harus lebih peka untuk terjun langsung ke masyarakat tanpa harus memandang status sosial maupun latar belakang masyarakat yang membutuhakan bantuan," katanya.
Ia mengatakan, permasalahan sosial di tanah air kini masih cukup besar, data BPS mencatat masih ada 12,36 persen dari jumlah penduduk di Indonesia atau sekitar 30 juta lebih dikatakan masih di bawah garis kemiskinan.
Dari jumlah tersebut, kata Mensos, termasuk di dalamnya 4,5 juta anak jalanan dan anak telantar, sekitar 2,9 juta masyarakat lanjut usia (Lansia) dan sekitar 2,300 juta kepala keluarga (KK) yang tinggal dirumah tidak layak huni.
Oleh karena itu, kata Mensos, untuk membantu penyelesaian masalah sosial di tanah air itu ada empat lembaga yang harus berperan sekaligus bertanggung jawab, yakni selain pemerintah, masyarakat, dunia usaha, juga perguruan tinggi.
"Dengan demikian, peran perguruan tinggi dalam permasalahan sosial termasuk bila terjadi bencana alam, mahasiswa wajib memberi peringatan dini kepada masyarakat di sekitarnya untuk memberi solusi yang terbaik dalam menyelesaiakn masalah dimaksud," ujar Mensos.
Pembantu Rektor I Unilaki, Dr. Rayudin, MP dalam laporannya mengatakan rasa terima kasihnya atas kunjungan Mensos di bumi Unaaha yang sekaligus memberi kuliah umum kepada para mahasiswa dan dosen di perguruan tinggi yang berdiri sejak 2006 itu.
Ia mengatakan, Unilaki saat ini kini memiliki mahasiswa lebih dari 3000-an orang dan sekitar 1.000 di anataranya sudah menjadi alumni dari enam fakultas dari delapan program studi.
Kunjungan Mensos di Sulawesi Tenggara khususnya Kabupaten Konawe dan Kota Kendari, selain menyerahkan bantuan miliaran rupiah kepada kelompok usaha bersama (Kube), juga akan melakukan peninjauan kepada warga penyandang cacat (tunanetra) yang kini sudah mampu membuka usaha sendiri. (ANT).