Kendari (ANTARA News) - Beberapa kaca jendela depan kantor sekretariat DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) pecah akibat dilempari batu saat unjuk rasa anti penolakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kendari, Selasa.

ANTARA di Kendari, Selasa melaporkan, aksi unjuk rasa mahasiswa dari berbagai elemen mahasiswa itu, dipicu setelah mereka gagal menemui anggota DPRD Sultra untuk menyampaikan aspirasi terkait penolakan rencana kenaikan BBM.

Akibat tindakan anarkis para pengunjuk rasa itu, aparat gabungan dari Polda dan Polres Kendari, terpaksa melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan massa yang mulai anarkis itu.

Setelah beberapa kali aparat mengeluarkan tembakan gas air mata, massa mulai tenang setelah Ketua DPRD Sultra, LM Rusman Emba mendatangi para pengunjuk rasa yang berorasi di luar gedung sektretariat DPRD yang dijaga ketat aparat kepolisian dan beberapa unsur TNI.

Ketua BEM Universiutas Haluoleo Kendari, Ermilian Modo dalam orasinya meminta kepada seluruh anggota DPRD Sultra, untuk bersama-sama membuat pernyataan tertulis terhadap penolakan rencana kenaikan BBM awal April 2012.

"Bapak-bapak di DPRD adalah bagian dari rakyat, oleh karena itu bila ada diantara kalian yang tidak ikut mendukung aksi penolakan rencana kenaikan harga BBM itu maka sama saja menyakiti dan menyiksa penderitaan rakyat," katanya.

Ia mengatakan, aksi mereka lakukan itu sebagai bentuk penolakan atas rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. Para mahasiswa sebelum mendatangi kantor DPRD, mereka berorasi dan membakar ban bekas di persimpangan empat masuk gedung DPRD dan kantor Walikota Kendari.

Bahkan para mahasiswa dengan berbagai kelompok elemen itu meminta DPRD sebagai perwakilan rakyat sebagai fasilitator segera mengirimkan pernyataan sikap menolak kenaikan BBM bersubsidi.

Ketua DPRD Sultra, LM Rusman Emba, di tengah-tengah pengujuk rasa mengatakan, secara pribadi dan kelembaagaan di fraksi mereka mendukung penolakan kenaikan BBM.

"Terus terang fraksi saya di DPRD, mendukung penolakan kenaikan BBM," kata politis dari Partai Golkar, yang disambut tepuk tangan dari ratusan pengunjuk rasa itu.

Namun para mahasiswa tidak puas terhadap sikap politik Ketua DPRD Sultra, karena masih ada beberapa fraksi besar seperti Partai Demokrat, PAN dan PKS di DPRD Sultra, yang tidak bersedia menemui para mahasiswa sehingga mereka mengeluarkan satu komitmen melalui ketua DPRD agar 2 X 24 jam, semua fraksi DPRD sudah harus membuat komitemn terkait apakah mendukung atau menolak rencana kenaikan BBM yang akan diumumkan pemerintah pusat per 1 April mendatang.

Kabid Humas Polda Sultra AKBP Muh Facrurrozi bersama Kapolresta Kendari AKBP Yuyun Yudhantara, mengatakan, aparat terpaksa melepas tembakan peringatan dan gas air mata tidak lain untuk membubarkan massa yang mulai anarkis dengan melempari kaca jendela kantor sekretariat DPRD Sultra.

"Aturannya memang sudah begitu, bila massa mulai berbuat anarkis maka salah satu cara untuk membubarkan adalah dengan tembakan ke udara dan gas air mata," katanya.

Hingga berita ini diturunkan, aksi unjuk rasa mahasiswa dari berbagai elemen terkait penolakan harga BBM mulai tenang setelah mereka sepakat untuk kembali ke kampus dengan pengawalan ketat dari aparat kepolisian setempat.

Namun dalam perjalanan kembali ke kampus, para mahasiswa itu sempat melempari dan merusak pos penjagaan milik aparat polresta yang tidak jauh dari kampus Unhalu. (Ant).

Pewarta : Azis Senong
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024