Baubau (ANTARA News) - Benteng Keraton Buton yang terletak di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, akan diusulkan oleh Direktorat Sejarah dan Purbakala Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan masuk dalam daftar peninggalan Dunia.

Direktur Direktorat Sejarah dan Purbakala, Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan, Syaiful Mujahid, di Baubau, Rabu, mengatakan, potensi cagar budaya yang dimiliki Benteng Keraton Buton sangat luar biasa. Benteng Keraton Buton memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan benteng lainnya.

"Melihat potensi tersebut kami akan memasukan Benteng Keraton Buton dalam nominasi kawasan Cagar Budaya Nasional dan akan diusulkan masuk daftar peninggalan dunia," katanya.

Ia menambahkan, potensi cagar budaya di Kota Baubau sangat besar. Selain itu, banyak pula peninggalan sejarah di dalamnya, salah satunya Benteng Keraton Buton yang merupakan benteng terluas dan terpanjang di dunia.

"Kami berharap benteng ini dapat terpelihara, dan dapat memberikan informasi penting tentang peninggalan budaya masa lalu yang ada di Kota Baubau ini," tambahnya.

Menurut Syaiful, sebagai langkah awal piihaknya akan menominasikan masuk dalam kawasan cagar budaya secara nasional. Kemudian pihaknya akan mengusulkan masukan dalam daftar peninggalan budaya dunia.

Syaiful mengatakan, kembalinya sektor kebudayaan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merupakan momen yang tepat untuk melirik sejarah Buton untuk dimasukan dalam kurikulum pendidikan sejarah nasional,

"Ini adalah momen yang tepat, kembalinya bidang kebudayaan kepada dunia pendidikan, tentu kita akan lebih mampu membuat silabus atau membuat bahan pengajaran kurikulum yang berkaitan dengan muatan lokal," katanya.

Ia menambahkan, termasuk untuk pendidikan sejarah nasional. Namun, pihaknya akan melihat konteks kesejarahan Buton dalam konteks sejarah nasional.

"Kita dapat menempatkan sebagai bagian dari itu, yang diperukan adalah informasi dan banyak peneliti-peneliti yang mengungkapkan itu, ya kenapa tidak, supaya bisa masuk dalam kurikulum sejarah nasional," kata Syaiful. (Ant).

Pewarta : Kadir
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024