Kendari (ANTARA News) - Demo mahasiswa dan pemuda dari berbagai elemen dalam rangka memperingati Hari Antikorupsi di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) diwarnai adegan membawa keranda mayat ke Gedung DPRD Sultra.

Para mahasiswa dari Ikatan Mahasiswa Muhammadyah (IMM), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan mahasiswa Fakultas Hukum dari Universitas Haluoleo dan Universitas Sulawesi Tenggara silih berganti mendatangi Gedung DPRD setempat.

Selain mendatangi DPRD Provinsi, juga para mahasiswa berkumpul di halaman kantor Kejaksaan Tinggi dengan tujuan menyuarakan agar kasus korupsi di Indonesia segera dituntaskan.

Keranda mayat yang dibawa para mahasiswa di Gedung DPRD dan Kantor Kejaksaan Tinggi itu, ditempeli tulisan "Pimpinan bangsa gagal menangkap dan memberantas korupsi".

Mereka menilai, pengusutan kasus yang diduga melibatkan sejumlah pejabat teras ini, terkesan kurang diperhatikan.

"Kami berharap aparat penegak hukum lebih serius lagi mengusut mega skandal dalam kasus Bank Century ini," kata juru Dewan Pimpinan Daerah IMM Sultra, Ahmad.

Ahmad mengatakan, sebenarnya upaya membongkar kasus korupsi bank Century telah lama dilakukan, akan tetapi belum semua pihak diperiksa dalam kasus ini.

"Jika kasus Bank Century senilai Rp6,7 triliun yang melibatkan banyak pihak itu tidak diusut tuntas, maka nanti akan menjadi masalah warisan kepada generasi muda saat ini," katanya.

Ia mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono dianggap gagal dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala negara.

"Kami mendesak pada KPK agar secepatnya menyelesaikan kasus-kasus korupsi, tangkap dan adili para koruptor," koordinator HMI Kendari, Jufra Udo.

Aksi mahasiswa di depan gedung DPRD Sultra itu yang nyaris bentrok dengan aparat, karena mereka memaksa untuk memasukkan keranda mayat ke ruang pertemuan anggota DPRD.

Sementara aparat kepolisian dari Polresta Kendari bersama anggota Brimob Polda Sultra, menghalau mereka untuk tidak memaksakan, untuk memasukkan keranda mayat di aula pertemuan itu.

Wakil Ketua DPRD Sultra, H La Lapili bersama anggota komisi II Suwandi Andi mengatakan, mendukung langkah para mahasiswa terkait pemberantasan korupsi di Tanah Air.

Menurut La Pili yang juga Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, mengatakan apa yang disuarakan adik-adik mahasiswa merupakan komitmen moral dan harus didukung oleh semua pihak.

"Saya berharap pemberantasan korupsi tidak hanya disuarakan bagi kasus besar di Jakarta, tetapi bila ada dugaan kasus melibatkan aparat di daerah Sultra agar segera dilaporkan dengan data-data yang akurat," ujarnya.

Pernyataan sikap para mahasiswa itu meminta kepada aparat penegak hukum agar mereka lebih serius lagi mengusut kasus yang merugikan uang negara tersebut.

Hingga berita ini diturunkan, beberapa kelompok pengujukrasa masih melakukan aksi di depan kantor Kejati Sultra, sehingga aparat mengalihkan arus lalulintas kendaraan ke jalur lain untuk mengantisipasi kemacetan. (Ant).

Pewarta : Azis Senong
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024