Kendari (ANTARA News) - Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) pada November 2011 mengalami penurunan harga atau terjadi deflasi sebesar 0,17 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara, Mawardi Arsyad, di Kendari, Kamis, mengatakan, dari 66 kota yang dihitung inflasinya, 50 kota tersebut mengalami inflasi dan 16 kota mengalami deflasi.

"Kota Kendari termasuk diantara 16 kota yang mengalami deflasi," katanya.

Ia mengatakan, berdasarkan pantauan BPS di Kota Kendari pasa November 2011 terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 134,09 pada Oktober 2011 menjadi 133,86 pada November 2011.

"Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukan oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan 0,89 persen," ujarnya.

Kemudian kelompok perumahan ,air, listrik gas dan bahan bakar 0,03 persen, serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,09 persen.

Meskipun kelompok pengeluaran lainnya, kata dia, menunjukan peningkatan seperti kelompok sandang 0,85 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga o,23 persen.

"Kemudian kelompok kesehatan 0,05 persen, serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,01 persen," kata Mawardi.

Ia menjelaskan, beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga terbesar selama November 2011 antara lain kangkung, bayam, jantung pisang, terong panjang, kacang panjang, daun singkong teri, pakis, mixer dan layang.

"Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah tomat buah, jeruk nipis, cabe merah, sawi hijau, karpet, pepaya muda, gula merah, ekor kuning, cumi-cumi, compact disk," katanya.

Mawardi mengatakan, kelompok komoditi yang memberikan andil/sumbangan deflasi terbesar pada November 2011 yaitu kelompok bahan makanan jadi -0,237 persen, kelompok perumahan air listrik, gas dan bahan bakar 0,007 persen serta kelomok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,018 persen.

"Sedangkan kelompok komoditi yang memberikan sumbangan positif yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,002 persen, sandang 0,074 persen, kelompok kesehatan 0,002 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,015 persen," ujarnya. (Amt).

Pewarta : Suparman
Editor :
Copyright © ANTARA 2024