Kendari (ANTARA News) - Gubernur Sulawesi Tenggara, H Nur Alam mengatakan, deklerasi yang dilakukan Bupati Kolaka, Buhari Matta untuk mencalonkan diri sebagai gubernur Sultra 2013-2018 dianggap sah-sah saja.
"Seorang bupati yang ingin maju sebagai calon Gubernur saya kira wajar saja sepanjang mengutamakan tugasnya sebagai pemerintahan di daerah ketimbang harus mensosialisasikan dirinya untuk maju sebagai gubernur," kata Nur Alam di Kendri, Sabtu.
Ia mengatakan, munculnya nama-nama baru yang akan bertarung dalam pemilihan gubernur Sultra dalam lima tahun mendatang adalah sah-sah saja sepanjang yang bersangkutan memiliki nilai jual dan integritas yang tinggi bagi daerah dan masyarakat Sultra.
Ia mengatakan setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk mencalonkan diri menjadi pejabat publik baik itu Bupati, Walikota maupun Gubernur, sepanjang yang bersangkutan memiliki dukungan besar dari semua pihak yang ada di daerah itu.
"Khusus Bupati KOlaka H Buhari Matta, yang telah menyatakan akan maju sebagai sebagai calon Gubernur Sultra tentu ada mekanisme dan aturan perundang-undangan yang harus ditaati artinya, antara tugas seharian sebagai bupati tidak dicampuradukan dengan kegiatan sosialisasi yang "dibungkung" dengan kampanye untuk menarik simpatisan maju sebagai calon gubernur," kata Nur Alam.
Dikatakan, seorang bupati yang sudah melakukan deklerasi pada jam-jam tertentu disaat masih melakukan tugas sebagai bupati adalah bentuk pelanggaran, apalagi yang bersangkutan tidak pernah meminta izin kepada pimpinan dalam hal ini gubernur sebagai wakil dari pemerintah pusat.
Sebelumnya, Bupati Kolaka, Buhari Matta di Kendari, Kamis (17/11) malam, melakukan deklarasi menyatakan siap bertarung di pemilihan gubernur (Pilgub) Sultra yang akan digelar pada November 2012.
"Kalau memang masyarakat Sultra meminta dan mempercayakan saya maju menjadi calon gubernur, saya siap mengemban amanah ini," katanya saat deklerasi yang dilaksanakan di salah satu hotel mewah di Kota Kendari.
Ia menyatakan, kesiapannya untuk bertarung memperebutkan kursi gubernur Sultra tersebut setelah mendengarkan permintaan dari 12 tokoh masyarakat se-Sultra.
Kedua belas tokoh masyarakat tersebut antara lain Sultan Buton, La Ode Djabar Hibali, Raja Moronene, Ntama Ali, tokoh masyarakat Buton, H La Ode Zainuddin, tokoh masyarakat Wakatobi, Adriartono, tokoh masyarakat Konawe Selatan, Rivai Lamuse dan tokoh masyarakat Kota Baubau, La Madju Azali.
"Saya tidak punya misi dan visi yang bagus untuk membangun Sultra dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun saya punya hati yang bening untuk bersama-sama rakyat membangun Sultra," kata Buhari.
Ketua Umum DPW PPP Sultra itu mengatakan, untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat, hal penting yang harus dilakukan adalah memenuhi ketersediaan pangan, sandang dan papan masyarakat.
"Kalau ketiga pilar itu sudah terpenuhi, insya Allah masyarakat akan hidup tenteram dan damai. Dan saya sudah punya konsep untuk mewujudkan ketiga pilar itu, sama seperti yang sudah saya lakukan saat ini di Kolaka," kata Buhari.
Sebagai masukan, meski pemilihan gubernur Sultra masih satu tahun lagi namun, nama-nama calon gubernur yang sudah menyatakan kesiapannya untuk bertarung di antaranya, H Ali Mazi pemprakarsa pendirian Partai Nasional Demokrat (Nasdem) yang juga mantan gubernur Sultra 2003-2008 kemudian La Ode Ida (wakil ketua DPD-RI) dan Ridwan Bae (Ketua DPD Golkar Sultra).
Sementara nama-nama calon yang akan memperebutkan wakil gubernur di antaranya, H Syafei Kahar (mantan Bupati Buton 2006-2011), La Ode Jeni Hasmar (mantan anggota DPR-RI dari Golkar), Amirul Tamim (Walikota Baubau yang masih aktif). (Ant).
"Seorang bupati yang ingin maju sebagai calon Gubernur saya kira wajar saja sepanjang mengutamakan tugasnya sebagai pemerintahan di daerah ketimbang harus mensosialisasikan dirinya untuk maju sebagai gubernur," kata Nur Alam di Kendri, Sabtu.
Ia mengatakan, munculnya nama-nama baru yang akan bertarung dalam pemilihan gubernur Sultra dalam lima tahun mendatang adalah sah-sah saja sepanjang yang bersangkutan memiliki nilai jual dan integritas yang tinggi bagi daerah dan masyarakat Sultra.
Ia mengatakan setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk mencalonkan diri menjadi pejabat publik baik itu Bupati, Walikota maupun Gubernur, sepanjang yang bersangkutan memiliki dukungan besar dari semua pihak yang ada di daerah itu.
"Khusus Bupati KOlaka H Buhari Matta, yang telah menyatakan akan maju sebagai sebagai calon Gubernur Sultra tentu ada mekanisme dan aturan perundang-undangan yang harus ditaati artinya, antara tugas seharian sebagai bupati tidak dicampuradukan dengan kegiatan sosialisasi yang "dibungkung" dengan kampanye untuk menarik simpatisan maju sebagai calon gubernur," kata Nur Alam.
Dikatakan, seorang bupati yang sudah melakukan deklerasi pada jam-jam tertentu disaat masih melakukan tugas sebagai bupati adalah bentuk pelanggaran, apalagi yang bersangkutan tidak pernah meminta izin kepada pimpinan dalam hal ini gubernur sebagai wakil dari pemerintah pusat.
Sebelumnya, Bupati Kolaka, Buhari Matta di Kendari, Kamis (17/11) malam, melakukan deklarasi menyatakan siap bertarung di pemilihan gubernur (Pilgub) Sultra yang akan digelar pada November 2012.
"Kalau memang masyarakat Sultra meminta dan mempercayakan saya maju menjadi calon gubernur, saya siap mengemban amanah ini," katanya saat deklerasi yang dilaksanakan di salah satu hotel mewah di Kota Kendari.
Ia menyatakan, kesiapannya untuk bertarung memperebutkan kursi gubernur Sultra tersebut setelah mendengarkan permintaan dari 12 tokoh masyarakat se-Sultra.
Kedua belas tokoh masyarakat tersebut antara lain Sultan Buton, La Ode Djabar Hibali, Raja Moronene, Ntama Ali, tokoh masyarakat Buton, H La Ode Zainuddin, tokoh masyarakat Wakatobi, Adriartono, tokoh masyarakat Konawe Selatan, Rivai Lamuse dan tokoh masyarakat Kota Baubau, La Madju Azali.
"Saya tidak punya misi dan visi yang bagus untuk membangun Sultra dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun saya punya hati yang bening untuk bersama-sama rakyat membangun Sultra," kata Buhari.
Ketua Umum DPW PPP Sultra itu mengatakan, untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat, hal penting yang harus dilakukan adalah memenuhi ketersediaan pangan, sandang dan papan masyarakat.
"Kalau ketiga pilar itu sudah terpenuhi, insya Allah masyarakat akan hidup tenteram dan damai. Dan saya sudah punya konsep untuk mewujudkan ketiga pilar itu, sama seperti yang sudah saya lakukan saat ini di Kolaka," kata Buhari.
Sebagai masukan, meski pemilihan gubernur Sultra masih satu tahun lagi namun, nama-nama calon gubernur yang sudah menyatakan kesiapannya untuk bertarung di antaranya, H Ali Mazi pemprakarsa pendirian Partai Nasional Demokrat (Nasdem) yang juga mantan gubernur Sultra 2003-2008 kemudian La Ode Ida (wakil ketua DPD-RI) dan Ridwan Bae (Ketua DPD Golkar Sultra).
Sementara nama-nama calon yang akan memperebutkan wakil gubernur di antaranya, H Syafei Kahar (mantan Bupati Buton 2006-2011), La Ode Jeni Hasmar (mantan anggota DPR-RI dari Golkar), Amirul Tamim (Walikota Baubau yang masih aktif). (Ant).