Wangi-Wangi (ANTARA News) - Film dokumenter 'Dua Tiang Tujuh Layar' yang disutradarai Karis, ditonton sekitar 300-an pelajar SMA dan SMP pada Festival Film Lingkungan Internasional di Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, Jumat.

Pantauan di lokasi pemutaran film tersebut di Gedung Wanita Kaputan Wakatobi di Wangiiwangi, ratusan pelajar menonton film 'Dua Tiang Tujuh Layar' tersebut bersama produsen film nasional, Mira Lesmana dan Rizi Reza.

Bintang sinetron nasional, Nicholas Saputra ikut berbaur dengan para pelajar menonton film yang mengambil lokasi syuting di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan tersebut.

Sutradara film tersebut, Karis, seusai pemutaran film itu langsung berdialog dengan para penonton yang sebagian besar pelajar putri dari berbagai sekolah di Wakatobi.

Menjawab pertanyaan penonton, Karis menjelaskan, bahwa film itu tidak sekedar menggambarkan bagaimana masyarakat Buluku memproduksi perahu tradisional bernama 'Pinisi' yang memiliki dua tiang menggunakan tujuh layar. Akan tetapi, di balik pembuatan perahu tersebut banyak pelajaran menarik yang dapat diambil, terutama terkait dengan kehidupan masyarakat Bulukumba.

"Perahu 'Pinisi' bagi masyarakat Bulukumba merupakan sumber kehidupan yang sulit dipisahkan dengan aktivitas keseharian mereka. Sejak dari leluhur mereka, perahu dimaknai sebagai sumber kehidupan," katanya.

Pelajaran lain yang dapat diambil dalam film itu, kata dia, betapa hebatnya masyarakat Bulukumba di masa lampau hingga sekarang dalam membuat perahu 'Pinisi' tanpa desain gambar, namun hasilnya sangat indah dan menakjubkan.

"Di era teknologi seperti sekarang, dalam membuat konstruksi bangunan baik itu kapal atau gedung sudah merujuk dari gambar desain sehingga tidak mengherankan kalau hasilnya indah dan simetris," katanya.

Sementara masyarakat Bulukumba, ujarnya, menyelesaikan bangunan perahu 'Pinisi' tanpa desain gambar yang tidak kalah indah dan menakjubkan dibandingkan dengan karya-karya yang dihasilkan dengan menggunakan teknologi modern.

"Itu yang menjadi pelajaran berharga dalam film ini, betapa hebatnya mereka memotong kayu untuk bahan bangunan perahu tanpa menggunakan desain gambar tapi ukurannya bisa simetris," katanya. (Ant).

Pewarta : Agus
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024