Gorontalo,  (ANTARA News) - Ratusan guru di Kabupaten Gorontalo, harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dunda, Limboto, karena diduga alami keracunan makanan sejak 23 Oktober 2011 lalu.

"Saya alami diare lebih dari 25 kali, sejak hari minggu malam lalu," kata Ishak Ngadi, salah seorang guru dari SMP Negeri 2 Tibawa, Rabu.

Ishak merupakan salah satu dari ratusan guru yang sementara dirawat di beberapa rumah sakit di Gorontalo, dugaan keracunan setelah memakan makanan dos panitia seminar terkait kompetensi guru.

Bahkan dua orang dinyatakan meninggal setelah melewati perawatan intensif di RS Dunda Limboto.

Ishak sendiri menyadari dirinya mengalami keracunan, setelah mendapat informasi lewat telepon dari salah satu rekannya.

Dia mengatakan, sudah mengalami diare sejak Minggu malam, setelah mengikuti kegiatan seminar kompetensi guru di Kecamatan Bongomeme, yang diikuti sekitar 1200 orang guru 23 Oktober 2011 lalu.

Menurutnya, pihak panitia membagikan makanan kepada peserta hanya satu kali saja, yaitu pada pukul 13.00 wib, saat istirahat makan.

Dan pagi sebelumnya, saat pembukaan kegiatan dilakukan, mereka sempat mengkonsumsi kue yang juga dibagikan pihak panitia.

"Saya pikir hanya menderita diare biasa saja," Kata Ishak.

Namun, ketika mendapat informasi dari temannya, Ishak langsung berinisiatif memeriksakan diri ke rumah sakit.

Apalagi kondisi yang dialaminya sudah cukup memburuk, akibat sering buang air besar dan muntah.

Dia mengaku, saat mengikuti kegiatan tersebut, belum mengkonsumsi makanan lain, selain yang dibagikan pihak panitia.

Meski begitu, makanan dos yang dibagikan, sempat dia bawa pulang dan dikonsumsi oleh keluarganya.

Lain halnya dengan Jamilah, seorang guru di SDN 1 Dutulanaa, Kabupaten Gorontalo.

Jamilah mengaku, mengkonsumsi nasi dos yang dibagikan pihak panitia di lokasi penyelenggaraan.

Namun, dia sempat membawa satu dos makanan lagi kerumahnya, yang dikonsumsi salah seorang putranya.

"Isi dos makanan yang saya bawa pulang, hanya terdiri dari nasi, daging yang dipotong dadu dan sayur acar," Ungkapnya.

Hanya saja, Jamilah tidak mengalami diare, namun putranya yang berusia 8 tahun, harus menjalani rawat inap, akibat diare yang diderita sejak senin malam.

Jamilah pun mengakui jika mengetahui dugaan keracunan akibat makanan dos yang dia bawa pulang, ketika mendapat telepon dari rekannya.

"Saya pikir anak saya masuk angin saja," Kata Jamilah yang ditemui sedang menemani putranya di selasar unit rawat darurat RS Dunda Limboto.  (Ant)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024