Palu,  (ANTARA News) - Kapolres Donggala, Sulawesi Tengah, AKBP I Nengah Subagia mengatakan, bentrokan antarwarga di Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Kamis (13/10) sore, dipicu masalah pengukuran lahan sebuah perkantoran yang akan dibangun di wilayah Desa Watubula.

"Pemicunya adalah masalah pendataan lahan untuk perkantoran di Desa Watubula, Dolo yang akan menjadi Markas Polres di Sigi," kata Kapolres I Nengah Subagia yang dihubungi wartawan per telepon di Palu, Jumat.

Banyak warga yang tidak menerima pengukuran tanah untuk lokasi Mapolres itu seluas sekitar 39 hektare.

Ratusan warga dari tiga desa yakni Desa Kaleke, Maku, dan Tulo dengan menggunakan senjata tajam berupa parang, sumpit, tombak  dan meriam bambu rakitan (dm-dum) berisi paku tajam, bergabung untuk mengusir warga Watubula, calon lokasi pembangunan Mapolres. Bentrokan antarwarga pun tak terhindarkan.

Akibat bentrokan itu, beberapa warga mengalami luka cukup serius akibat terkena panah dan lemparan benda keras.

Para korban sudah dilarikan ke RSU terdekat di Kota Palu.

Selain melukai warga, bentrokan itu juga mengakibatkan 11 rumah penduduk dibakar, termasuk beberapa di antaranya gubuk namun situasi segera bisa dikendalikan..

Saat ini, situasi keamanan sudah bisa dikendalikan oleh ratusan aparat Brimob dan Sabhara Polda Sulteng.

Aparat gabungan yang datang ke lokasi kejadian dapat mencegah bentrokan makin meluas dan berhasil memaksa warga untuk mundur dari lokasi bentrokan yang masuk wilayah Desa Watubula.

Kapolda Dewa Parsana yang ikut mengendalikan pasukan dan Wakil Bupati Sigi memberikan arahan kepada para warga agar menahan diri serta tidak terprovokasi. (Ant)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024