Baubau (ANTARA News) - Ribuan warga Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Minggu, tampak "menyerbu" Pantai Nirwana, sekitar sembilan kilometer arah selatan kota tersebut, untuk menghabiskan sisa liburan Lebaran.
"Setiap awal liburan atau akhir liburan, kami sekeluarga selalu menghabiskan waktu di pantai ini, mandi-mandi di laut dan bermain sepuasnya menggunakan pelampung ban dalam mobil yang disewa melalui pengelola pantai," kata warga Kota Baubau di Pantai Nirwana, La Himu (50), Minggu.
Di kawasan wisata pantai berpasir putih itu, tampak ribuan pengunjung bermandi ria menikmati beningnya air air laut dan putihnya pasir disertai tiupan angin laut sepoi-sepoi yang amat menyegarkan badan.
Rata-rata pengunjung datang ke kawasan wisata pantai tersebut bersama keluarga dengan menggunakan kendaraan roda empat ataupun roda dua dengan cara konvoi atau iring-iringan.
La Himu bersama tiga anak dan istrinya mengaku pihaknya memilih untuk menghabiskan masa liburan Lebaran di pantai tersebut karena selain lokasinya dekat dengan Kota Baubau, juga pemandangan alam di kawasan pantai berpasir putih itu sangat indah dan menakjubkan.
Selain itu, kata dia, biaya masuk di lokasi tersebut juga sangat murah, yakni hanya Rp5.000 per mobil atau per orang hanya Rp1.000.
Berada di kawasan itu, pengunjung bisa duduk di gardu pandang sambil memandang ke laut lepas untuk menyaksikan perahu-perahu nelayan Pulau Kadatua dan Pulau Siompu yang sedang melaut menangkap ikan.
Selain itu, ujarnya, pengunjung juga dapat menyaksikan kapal-kapal barang atau kapal angkutan penumpang umum yang keluar dan masuk pelabuhan Murhum Baubau.
"Pokoknya, berada di Pantai Nirwana kita menemukan kepuasan tersendiri yang sulit kita temui di pantai mana pun di Indonesia," katanya.
Keterangan serupa juga diungkapkan Ny Satna (43), warga Kota Baubau yang bekerja sebagai guru di salah satu sekolah tingkat lanjutan pertama di Kota Baubau.
Ny Satna yang datang di pantai tersebut bersama keluarga mengaku setiap masa liburan sekolah, ia selalu membawa keluarga bersantai ria di kawasan objek wisata pantai tersebut.
"Kadang-kadang di awal musim liburan sekolah, kami guru-guru di sekolah membawa anak-anak berwisata ria di pantai ini. Selain menikmati keindahan alam pantai, juga sekaligus mengajar anak-anak untuk berenang," katanya.
Berkunjung di Pantai Nirwana bersama keluarga harus menyiapkan perbekalan sendiri, sebab di kawasan wisata tersebut belum ada restoran atau warung makan, kecuali kios yang menjual makanan ringan seperti biskuit, roti, kerupuk atau minuman segar.
"Warga yang tinggal tidak jauh dari lokasi pantai tersebut, rata-rata hanya menjual jagung muda, pisang goreng dan ubi goreng," katanya.
Sementara itu,salah seorang pengelola pantai, Samsuddin (27) yang menyewakan ratusan pelampung berupa ban dalam mobil, mengaku memperoleh pendapatan cukup lumayan dengan membludaknya pengunjung pantai itu.
"Sewa per ban, tergantung dari ukurannya. Ban ukuran besar disewakan Rp20.000, ukuran sedang Rp15.000, dan ukuran paling kecil Rp5.000," katanya. (Ant).
"Setiap awal liburan atau akhir liburan, kami sekeluarga selalu menghabiskan waktu di pantai ini, mandi-mandi di laut dan bermain sepuasnya menggunakan pelampung ban dalam mobil yang disewa melalui pengelola pantai," kata warga Kota Baubau di Pantai Nirwana, La Himu (50), Minggu.
Di kawasan wisata pantai berpasir putih itu, tampak ribuan pengunjung bermandi ria menikmati beningnya air air laut dan putihnya pasir disertai tiupan angin laut sepoi-sepoi yang amat menyegarkan badan.
Rata-rata pengunjung datang ke kawasan wisata pantai tersebut bersama keluarga dengan menggunakan kendaraan roda empat ataupun roda dua dengan cara konvoi atau iring-iringan.
La Himu bersama tiga anak dan istrinya mengaku pihaknya memilih untuk menghabiskan masa liburan Lebaran di pantai tersebut karena selain lokasinya dekat dengan Kota Baubau, juga pemandangan alam di kawasan pantai berpasir putih itu sangat indah dan menakjubkan.
Selain itu, kata dia, biaya masuk di lokasi tersebut juga sangat murah, yakni hanya Rp5.000 per mobil atau per orang hanya Rp1.000.
Berada di kawasan itu, pengunjung bisa duduk di gardu pandang sambil memandang ke laut lepas untuk menyaksikan perahu-perahu nelayan Pulau Kadatua dan Pulau Siompu yang sedang melaut menangkap ikan.
Selain itu, ujarnya, pengunjung juga dapat menyaksikan kapal-kapal barang atau kapal angkutan penumpang umum yang keluar dan masuk pelabuhan Murhum Baubau.
"Pokoknya, berada di Pantai Nirwana kita menemukan kepuasan tersendiri yang sulit kita temui di pantai mana pun di Indonesia," katanya.
Keterangan serupa juga diungkapkan Ny Satna (43), warga Kota Baubau yang bekerja sebagai guru di salah satu sekolah tingkat lanjutan pertama di Kota Baubau.
Ny Satna yang datang di pantai tersebut bersama keluarga mengaku setiap masa liburan sekolah, ia selalu membawa keluarga bersantai ria di kawasan objek wisata pantai tersebut.
"Kadang-kadang di awal musim liburan sekolah, kami guru-guru di sekolah membawa anak-anak berwisata ria di pantai ini. Selain menikmati keindahan alam pantai, juga sekaligus mengajar anak-anak untuk berenang," katanya.
Berkunjung di Pantai Nirwana bersama keluarga harus menyiapkan perbekalan sendiri, sebab di kawasan wisata tersebut belum ada restoran atau warung makan, kecuali kios yang menjual makanan ringan seperti biskuit, roti, kerupuk atau minuman segar.
"Warga yang tinggal tidak jauh dari lokasi pantai tersebut, rata-rata hanya menjual jagung muda, pisang goreng dan ubi goreng," katanya.
Sementara itu,salah seorang pengelola pantai, Samsuddin (27) yang menyewakan ratusan pelampung berupa ban dalam mobil, mengaku memperoleh pendapatan cukup lumayan dengan membludaknya pengunjung pantai itu.
"Sewa per ban, tergantung dari ukurannya. Ban ukuran besar disewakan Rp20.000, ukuran sedang Rp15.000, dan ukuran paling kecil Rp5.000," katanya. (Ant).