Kendari (ANTARA News) - Ribuan umat muslim di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, memadati lapangan eks-MTQ Kota Kendari, dalam rangka mengikuti shalat Idul Fitri 1432 Hijriah.

Wali Kota Kendari, H Asrun bertindak sebagai khotib dengan thema "Aktualisasi Nilai-nilai ibadah Ramadhan dalam membangun masyarakat Islami dan iman oleh KH Abdullah Faghi (Iman Masjid Aghung Al-Kauzar) Kendari, Rabu.

Dalam khotbanya, Wali Kota H Asrun mengatakan, puasa adalah tatacara ibadah yang bertujuan untuk menjadikan orang beriman menjadi orang bertakwa.

Adapun ciri orang bertakwa atau muttaqin, sangat identik dengan salah satu firman Allah SWT, dimana disebutkan bahwa, orang-orang yang memanfaatkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain, katanya.

Menurut Asrun, dari gambaran orang bertakwa itu tidak lagi diukur dari ibadah ritual formal semata atau kesalahan individu saja, tapi lebih dari itu ketakwaan seseorang dicirikabn oleh kesalehan sosial, sejauhmana orang tersebut bermanfaat terhadap orang lain dan lingkungan sekitarnya.

Dengan kata lain, seseorang belum bertakwa kalau setelah menjalani puasa masih belum mampu memberi perhatian dan belum menjadi penganjur dan atau pemberi makan orang yang miskin dan fakir.

Ia mengatakan, kemenangan melawan hawa nafsu selama sebulan berpuasa akan menjadi titik awal perubahan sikap hidup kaum manusia ke depan.

"Saya atas nama pimpinan Kota Kendari dan keluarga menyampaikan selamat kepada saudara-saudara kaum muslim yang menang setelah berpuasa, semoga akan menjadi berkah dan bisa membawa perubahan sikap kedepan," kata Asrun.

Pada bagian lain, walikota Kendari mengatakan, selama bulan Ramadhan, sebenarnya banyak memperoleh fasiltas, sehingga pantas saja kalau berhasil mengalahkan hawa nasu kita.

Sedikitnya ada tiga macam bantuan yang diterima selama Ramadhan, sehingga bisa menundukkan hawa nafsu.

Yang pertama kata Walikota, bantuan dari Allah, berupa tata cara berpuasa. Dengan cara berpuasa, Allah memberikan kemudahan kepada kita untuk melawan hawa nafsu.

"Coba bandingkan dengan saat-saat tidak berpuasa, pasti lebih sulit untuk mengendalikan diri sendiri," katanya.

Fasilitas ke dua adalah batuan dari pemerintah, yakni terkait larangan berbagai kegiatan yang berbau maksiat. bahkan sampai rumah makan dan tempat-tempat hiburan pun dilarang buka secara menyolok.

"Seandainya tempat-tempat yang berbau maksiat dan rumah makan dibiarkan buka seterusnya, maka apa jadinya daerah ini," ujarnya.

Dan fasilitas yang ketiga adalah dari media massa. Selama bulan Ramadhan, perusahaan media umumnya menayangkan acara-acara yang berbau Islami dan menghindari hal-hal seronok.

"Jadi kita bisa membayangkan betapa istimewanya di bulan Ramadhan itu, dimana kondisi telah dibuat sedemikian rupa sehingga mengenakkan orang-orang yang sedang berpusa. Maka pantas saja kita menang melawan hawa nafsu," katanya.

Dibagian akhir khotbah Walikoat Kendari itu, mengajak untuk meningkatkan hubungan silaturahmi antara satu denga umat lainnya. Sebab dengan silaturahmi manusia akan terhindari dari rasa benci, dengki dan irihati sehingga tercipta manusia yang beriman dan bertaqwa yang sebenarnya.

Rangkaian Sholat Idul Fitri di alun-alun MTQ Kota Kendari itu, bertindak sebagai iman sholat adalah KH Abdullah Faqhi (Imam Masjid Agung Al-Kautzar) Kendari, juga tampak hadir Sekretaris Daerah Provinsi Sultra, H Zainal Abidin, Wakil Ketua DPRD Sultra, sabaruddin Labambna dan belasan ribu jamah yang memadati lapangan itu.

Sementara Gubernur Sultra, H Nur Alam, pada peringatan Shalat Idul Fitri kali ini, melakukan sholat bersama sekaligus membawakan khotib di alun-alun Kota Raha Kabupaten Muna yang dirangkaian dengan `open house` di pelataran rumah jabatan Bupati Muna. (Ant).

Pewarta : Azis Senong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024