Kendari (ANTARA News) - Volume penjualan bahan bangunan di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Agustus cederung meningkat, namun stoknya masih cukup untuk memenuhi kebutuhan daerah itu.

Berdasarkan pantauan di sejumlah pusat penjualan bahan bangunan di Kendari, Minggu, harga sebagian bahan bangunan bahkan telah naik berkisar Rp1.000-Rp1.500.

Menurut salah satu pedagang, harga cat tembok dengan merek tertentu yang biasanya dijual Rp80.000/kaleng isi 5 kg; naik menjadi Rp81.500/kaleng, dan paku beton yang biasanya Rp15.000/kg menjadi Rp16.000 perkilogram.

Kadis Perindag Sultra, Saemu Alwi, mengatakan kenaikan harga sejumlah kebutuhan bangunan itu hanya sesaat.

Namun demikian, lanjut Saemu, kenaikan harga itu masih dalam batas yang terjangkau dan tidak menimbulkan gejolak pada konsumen.

"Yang pasti bahwa masih cukup tersedia bahan bangunan hingga menghadapi hari Raya Idul Fitri 1432 Hijriah, sehingga konsumen tidak perlu resah," katanya.

Sementara harga besi beton ukuran 10 milimeter masih tetap Rp65.000 per batang, sementara semen dari berbagai merek (Tonasa, Bosowa dan Tiga Roda) juga bertahan pada posisi seperti pekan sebelumnya.

Harga semen berkisar Rp57.000 hingga Rp60.000 per sak untuk ukuran 50 kilogram.

Sementara itu seorang penjual dan pemilik bahan bangunan, Roland, mengatakan ketersediaan bahan bangunan di kota ini cukup banyak sehingga para konsumen tidak perlu mengkhawatirkannya.

"Memang ada beberapa produk bangunan yang harganya naik, hal itu disebabkan kenaikan tarif angkutan," katanya.

Ia mengatakan, dalam dua bulan terakhir 2011, harga bahan bangunan belum sampai melonjak.

"Kalupun ada kenaikan harga, masih dalam batas yang masih wajar dan bisa terjangkau oleh konsumen," katanya.

Khusus produk bahan bangunan lokal seperti pasir, batu gunung, batako, kayu dari berbagai jenis, hingga kini harganya masih tergolong stabil. (Ant).

Pewarta : Azis Senong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024