Kendari (ANTARA News) - Ratusan pelajar sekolah dasar (SD) serta sekolah pertama (SMP) berebutan meminta tanda tangan Gubernur Sulawesi Tenggara H. Nur Alam usai pelaksanaan shalat tarwih berjamaah.

Shalat tarwih Gubernur Sultra, di Masjid Raya Agung Al-kautzar, Selasa malam, merupakan rangkaian kegiatan Safari Ramadhan gubernur selama bulan Suci Ramadhan 1432 hijriah sebelum berkunjung ke sejumlah kabupaten dan kota di Sultra.

Fadli (11), anak kelas 5 SD mengatakan, untuk meminta tanda tangan kepada seorang gubernur adalah sangat langka, sehingga wajar bila dirinya dan teman-temannya harus berebut untuk memenuhi tugas dari sekolah mereka.

Proses penandatanganan buku kegiatan ramadhan bagi anak SD dan SLTP itu, sempat membuat gubernur kewalahan untuk melakukan tanda tangan, sebab dari kalangan mereka berebut dan ingin buku tugasnya itu lebih awal ditandatangani kepala daerah provinsi Sultra itu.

Bahkan, ada beberapa di antara mereka tidak tahu nama lengkap gubernur sehingga harus bertanya kepada panitia Masjid nama lengkap dari bapak Gubernur Sultra.

"Pak siapa nama lengkap pak gubernur, ujar Ferdi (8), anak kelas II SD, yang polos bertanya kepada petugas masjid. lalu petugas itu menjawab Pak H Nur Alam," ujarnya.

Dari petugas masjid menyarankan agar anak-anak yang meminta tanda tangan untuk tetap antrE karena semua akan mendapatkan bagian tandatangan.

"Saya mohon kepada anak-anakku semui untuk sabar, karena semua yang ada di dalam masjid ini tetap akan mendapat tandatangan dari saya," kata Nur Alam.

Rangkaian kegiatan sholat tarwih pada dua Ramadhan, Gubernur Sultra yang sekaligus tampil sebagai pembawa ceramah menghimbau kepada umat Islam, agar selama bulan suci Ramadhan memanfaatkan dengan berbagai kegiatan-kegiatan yang bernilai ibadah.

"Kalau sebelum bulan suci Ramadhan, kegiatan kita banyak yang bersifat keduniaan, maka di bulan ini benar-benar dimanfaatkan untuk memperbanyak zikir dan berdoa untuk keselamatan dunia maupun akhirat nanti," katanya.

Menurut gubernur, hakikat dari puasa itu sendiri, tidak sekedar menahan haus dan lapar saja tetapi bagaimana seluruh gerak tubuh dan panca indra yang dimiliki itu semuanya ikut berpuasa.

Beberapa panca indra yang kita miliki itu harus di jaga mulai dari telinga, mata, hidung, mulut, kulit dan hati, semuanya harus ikut berpuasa.

"Dengan kita menjaga panca indra kita, buka berarti bahwa kita dilarang melihat, mendengar dan merasakan apa yang ada di sekitar kita akan tetapi membatasi dengan hal-hal yang harus bersifat positif untuk nilai ibadah," katanya.

Rangkaian safari Ramadhan gubernur di Masjid Agung Al-Kautzar, shalat tarwih dipimpin imam masjid KH Abdullah Umar dan dihadiri Wakil Gubernur Sultra HM Saleh Lasatta, Sekretaris Daerah Provinsi Sultra H Zainal Abidin dan sejumlah pejabat SKPD provinsi dan kota.(Ant).

Pewarta : Azis Senong
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024