Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Dewan Syuro PKS, Hidayat Nurwahid menegaskan bahwa perolehan suara PKS dari setiap Pemilu, tidak tergantung efek ekor jas atau "coattail effect" sehingga tidak perpengaruh apakah partainya mencalonkan kadernya sebagai calon presiden atau tidak.

"PKS sudah punya tradisi sendiri, kami tidak pernah membasiskan perolehan suara kepada 'coattail effect, punya capres atau cawapres dari kader sendiri," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin.

Hal itu dikatakannya menanggapi pernyataan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bahwa partai politik yang kadernya tidak menjadi capres maupun cawapres, perolehan suaranya akan turun drastis.

Hidayat mencontohkan perolehan suara PKS terus meningkat dari Pemilu ke Pemilu seperti 2004 ke 2009 lalu di tahun 2014, saat itu PKS tidak memiliki capres maupun cawapres dari kadernya.

Wakil Ketua MPR RI itu mengatakan PKS mengandalkan kerja mesin partai, dan para kader yang berada di legislatif untuk memenangkan pasangan capres-cawapres yang diusungnya.

"Bagi kami, apakah ada capres atau cawapres dari kader kami tidak jadi rujukan utama untuk menghadirkan sukses PKS dalam mendapatkan dukungan atau suara dari rakyat Indonesia. Kami sudah membuktikan, kami tidak punya capres sendiri tapi suara PKS selalu meningkat dari pemilu ke pemilu," ujarnya.

Menurut dia, di Pemilu 2019 yang dilakukan serentak, PKS tidak mendikotomikan antara Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif sehingga partainya akan menjalankan keduanya secara beriringan.

Dia mengatakan kinerja para kader PKS hingga tingkat bawah yang sudah dilakukan sejak pemilu-pemilu sebelumnya, menjadi rujukan utama bagaimana partai mendapatkan perolehan suara yang tinggi.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam acara pembekalan caleg Demokrat, ‎mengatakan kontestasi pemilihan umum pada 2019, memiliki tantangan yang jauh lebih berat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Saya harus mengatakan, Partai Demokrat punya peluang untuk sukses, meskipun tantangan yang kita hadapi dalam Pemilu 2019 mendatang jauh lebih berat, saya ulangi jauh lebih berat," ujar SBY, di Jakarta, Sabtu (10/11).

Menurut dia salah satu tantangan adalah pelaksanaan Pileg dan Pilpres serentak, karena survei membuktikan partai politik yang memiliki calon presiden sangat diuntungkan, seperti PDIP dengan sosok capres Joko Widodo dan Gerindra dengan sosok Prabowo Subianto.

SBY mengatakan realitasnya suara kedua partai politik itu meningkat tajam, sebaliknya partai politik yang tidak punya capres dan cawapres, suaranya menurun atau anjlok.

Baca juga: Hidayat Nur Wahid ajak santri pramuka amalkan Pancasila
Baca juga: Hidayat Nur Wahid uji murid SD soal UUD 1945
Baca juga: Seruan SBY dinilai relevan dengan kondisi saat ini

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018