Komisioner KPU Provinsi Sultra Amiruddin saat ditemui di Kendari, Jumat malam, mengatakan bahwa festival budaya tersebut dilakukan untuk mengampanyekan penolakan terhadap politik uang dan menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal di Pilkada 2024.
"Festival ini dimeriahkan dengan berbagai penampilan, mulai dari seni, tari tradisional, nyanyian, serta mural dan traksi teatrikal," kata Amiruddin.
Dia menyebutkan bahwa dalam festival tersebut juga dilibatkan para pelaku usaha mikro kecil, dan menengah atau UMKM dan komunitas seni lokal untuk ikut memeriahkan kegiatan itu.
Amiruddin juga menjelaskan bahwa budaya Sulawesi Tenggara yang kaya dengan kearifan lokal harus menjadi benteng dari praktik politik uang yang dapat merusak proses demokrasi.
“Falsafah daerah kami, seperti ‘hancur binasa tidak apa-apa, yang penting untuk kebaikan negeri,’ mencerminkan semangat kebersamaan dan pengorbanan demi kebaikan bersama. Inilah yang seharusnya kita jaga dalam Pilkada ini,” ujarnya.
Dia menekankan kepada seluruh masyarakat agar tidak mudah terpengaruh dengan rayuan atau upaya politik uang dari calon kepala daerah.
“Politik uang bertentangan dengan nilai-nilai luhur budaya kita. Mari kita gunakan hak pilih dengan bijak, berdasarkan kearifan lokal yang ada,” jelas Amiruddin.
Amiruddin berharap dengan kegiatan festival budaya itu dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Sultra untuk ikut serta dalam Pilkada yang akan berlangsung pada 27 November 2024.
"Kami berharap acara ini menjadi momentum untuk memperkuat identitas budaya lokal dalam proses demokrasi dan memastikan Pilkada 2024 berjalan damai, adil, dan tanpa intervensi negatif," tambahnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KPU Sultra gelar festival budaya untuk kampanye tolak politik uang