Sorong (ANTARA) - Sebanyak 96 Mama Papua asal Provinsi Papua Barat Daya ikut pelatihan kerajinan kerang dan menganyam tas di Provinsi Bali sebagai upaya meningkatkan kemampuan mama-mama Papua di bidang kerajinan tangan.

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial dan Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas PPPA PBD Fenti Henry Talane dalam keterangan yang diterima di Sorong, Selasa menjelaskan pelatihan ini merupakan upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat di Provinsi Papua Barat Daya, sehingga Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak memilih Provinsi Bali yang dinilai memiliki inovasi dan kreativitas yang tinggi, khususnya di bidang kerajinan sebagai model bagi masyarakat untuk belajar.

"Bali bukan hanya dikenal dengan destinasi wisatanya, tetapi Bali juga dikenal sebagai daerah yang memiliki inovasi dan kreativitas yang tinggi, khususnya di bidang kerajinan," jelas Fenti Henry Talane.
 
Menurut Fenti, kerajinan tangan yang dibuat oleh para pengrajin asli Bali memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi dan bahkan sudah mendunia.
 
"Oleh karena itu, kami mengajak mama-mama Papua yang merupakan pengrajin anyaman dan kerang untuk datang menambah ilmu di Bali," ujarnya.
 
Dengan belajar langsung cara membuat anyaman tas dan kerang pada pengrajin di Bali, kata Fenti, diharapkan mama-mama Papua nanti bisa membuat kerajinan yang lebih baik dan memiliki nilai jual yang tinggi.
 
"Kalau mereka sudah tahu cara buat kerajinan yang baik dan bagus, maka diharapkan kerajinan yang mereka buat memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan laku dijual kepada para wisatawan yang datang berkunjung ke Papua Barat Daya," harapnya.
 
Dia mengatakan, ketika hasil kerajinan mama Papua pengrajin laku dijual maka otomatis akan menambah penghasilan dan juga dapat mengangkat nama Provinsi Papua Barat Daya ke kancah dunia.
 
Kegiatan pelatihan yang berlangsung sejak 17-21 November di Pulau Dewata itu diikuti 96 mama Papua yang berasal dari
 
Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Raja Ampat dan Kabupaten Tambrauw.
 
"Harapannya setelah mendapat ilmu di Bali, mereka dapat mengimplementasikan di daerahnya masing-masing," harapnya.
 
Sementara itu, I Made Kanan Jaya narasumber yang merupakan salah satu pelaku UMKM dan pengrajin di Bali menyatakan, kunci kesuksesan seorang pengrajin adalah rajin dan harus terus berinovasi.
 
"Pengrajin harus rajin dan bisa berinovasi. Cari tahu apa yang disukai oleh wisatawan mancanegara, itu yang harus dibuat supaya bisa laku dijual," ucapnya.
 
Menurut I Made, berdasarkan pengalamannya, wisatawan mancanegara lebih senang membeli pernak-pernik yang berukuran kecil seperti gantungan kunci, bros dan lampion atau lampu-lampu tidur.
"Saya akan memberikan trik-trik agar hasil kerajinan yang mereka buat bisa memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kerajinan yang akan kami ajarkan adalah yang memiliki ciri khas kearifan lokal Papua Barat Daya," katanya.

Pewarta : Yuvensius Lasa Banafanu
Editor : Sarjono
Copyright © ANTARA 2024