Jakarta (ANTARA) -
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberikan dukungan pada tiga aspek penting dalam memajukan riset di Indonesia yang meliputi sumber daya manusia, infrastruktur, dan pendanaan.
 
Dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyebutkan SDM unggul memiliki peran besar dalam kemajuan riset yaitu 70 persen, sedangkan infrastruktur sebesar 20 persen dan pendanaan sebesar 10 persen.
 
Handoko menyatakan bahwa BRIN sebagai lembaga riset menyediakan akses ke berbagai fasilitas riset bagi semua pihak yang dapat digunakan untuk keperluan penelitian.
 
"Fasilitas riset yang dimiliki oleh BRIN dapat dimanfaatkan dan diakses oleh sivitas di luar BRIN. Perguruan tinggi dapat memanfaatkan fasilitas riset BRIN untuk menciptakan ekosistem riset yang lebih baik," katanya.
 
Sedangkan pada aspek pendanaan, Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN Agus Haryono menjelaskan terdapat delapan skema pada program Pendanaan Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) BRIN 2024.

"Skema pendanaan tersebut meliputi kompetisi, ekspedisi, invitasi, start-up, dan kolaborasi. Untuk tiga skema pendanaan lainnya berupa pengujian produk inovasi kesehatan, pengujian produk inovasi pertanian, dan pusat kolaborasi riset," ujar Agus.
 
Program ini mencakup 11 proyek dengan tema riset seperti biodiversitas, kebencanaan geologi, kesehatan, pengelolaan lingkungan, pengungkapan potensi lokal, dan ekspedisi.
 
"Kemudian Eksplorasi Keragaman Masyarakat dan Budaya Indonesia dengan total pendanaan sebesar Rp2.492.474.000," kata Agus menambahkan.
 
Lebih lanjut, ia menjelaskan skema pendanaan RIIM Start-Up memberikan pembiayaan untuk calon perusahaan start-up berbasis hasil riset BRIN dengan total pendanaan Rp278.200.000.
 
Skema RIIM Kolaborasi dibuka untuk meningkatkan kerja sama riset antara BRIN dan negara mitra, serta lembaga pendanaan domestik dan internasional.

Kemudian pada aspek sumber daya manusia, Direktur Manajemen Talenta BRIN Raden Arthur Lelono menjelaskan saat ini BRIN menyediakan program magang riset Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk lebih dari 2.900 mahasiswa.
 
“MBKM dilakukan dengan durasi satu semester setara 20 SKS. Mahasiswa yang terpilih akan diikutsertakan dalam pelatihan riset selama satu minggu, dan pembimbingan selama 24 minggu," ujarnya.
 
Adapun salah satu perguruan tinggi yang mengikuti program ini adalah Universitas Udayana (Unud) di mana pada semester genap 2023/2024 terdapat 13 mahasiswa Unud yang tergabung dalam MBKM.
 
Para mahasiswa tersebut mengikuti program MBKM di bidang biomassa bioproduk, kimia terapan, limbah radioaktif, pencemaran laut, dan rekayasa genetika.

"Sedangkan untuk semester ganjil 2024/2025 terdapat 8 mahasiswa Unud yang tergabung dalam bidang bahan marine natural product, peralatan statik, dan mikroalga bioproses,” katanya.
 

Pewarta : Farhan Arda Nugraha
Editor : Sarjono
Copyright © ANTARA 2024