Medan (ANTARA) - Praktisi kesehatan dr Andreas Prasadja RPSGT mengatakan mimpi dalam tidur penting untuk kebugaran tubuh dan meningkatkan konsentrasi saat melakukan aktivitas.
"Mimpi dalam tidur penting sekali. Jadi, kalau kurang mimpi menandakan tidur kurang maksimal, dan mengakibatkan bisa muncul halusinasi yang buruk (ketindihan)," ujar Andreas dalam acara "Wealth Wisdom 2024", di Medan, Kamis.
Ia mengatakan fase rapid eye movement (REM) atau tidur mimpi yang baik sekitar 20 sampai 25 persen dari total tidur yang dilakukan pada malam hari.
"REM dibagi menjadi tiga bagian, yakni tahap tidur ringan, tahap tidur sedang (50 persen dari total tidur), dan tahap tidur dalam (20-25 persen dari total tidur)," ujarnya.
Lebih lanjut, Andreas mengatakan hasil dari tidur mimpi yang baik bisa dilihat ketika bangun tidur dengan mengalami kebugaran tubuh dan konsentrasi yang baik saat melakukan aktivitas.
"Artinya, tidur tersebut sudah berhasil dan berefek kepada kesehatan tubuh, tanpa menggunakan stimulan seperti kafein, kopi, dan lainnya," kata dia.
Oleh karena itu, Andreas mengatakan untuk mencapai tidur yang sehat berbagai faktor yang dilakukan seperti pola makan yang baik, berolahraga rutin, dan tidur yang cukup pada malam hari.
"Durasi tidur penting, kontinuitas tidur penting, mimpi juga penting. Yang membuat kita bangun tidak segar adalah kualitas tidur yang buruk, bukan karena teringat mimpi," kata Andreas.
Namun, kata dia, seiring perkembangan zaman, terjadi pergeseran jam bekerja yang juga berdampak pada pergeseran jam tidur.
Semakin berkurangnya tidur, menurut dia, akan berakibat pada berkurangnya produktivitas dan kesehatan.
Di sisi lain, Andreas mengatakan bagi laki-laki tidur sehat akan berdampak pada kemampuan ereksi lebih baik, daripada yang tidur kurang cukup. Termasuk wanita, tidur dengan baik hormon yang melepas induk tidur sangat baik, dan terjaga kesuburan.
"Pada umumnya tidur yang baik tentu tujuh sampai sembilan jam dengan kategori anak sampai dewasa," ucap dia.
"Mimpi dalam tidur penting sekali. Jadi, kalau kurang mimpi menandakan tidur kurang maksimal, dan mengakibatkan bisa muncul halusinasi yang buruk (ketindihan)," ujar Andreas dalam acara "Wealth Wisdom 2024", di Medan, Kamis.
Ia mengatakan fase rapid eye movement (REM) atau tidur mimpi yang baik sekitar 20 sampai 25 persen dari total tidur yang dilakukan pada malam hari.
"REM dibagi menjadi tiga bagian, yakni tahap tidur ringan, tahap tidur sedang (50 persen dari total tidur), dan tahap tidur dalam (20-25 persen dari total tidur)," ujarnya.
Lebih lanjut, Andreas mengatakan hasil dari tidur mimpi yang baik bisa dilihat ketika bangun tidur dengan mengalami kebugaran tubuh dan konsentrasi yang baik saat melakukan aktivitas.
"Artinya, tidur tersebut sudah berhasil dan berefek kepada kesehatan tubuh, tanpa menggunakan stimulan seperti kafein, kopi, dan lainnya," kata dia.
Oleh karena itu, Andreas mengatakan untuk mencapai tidur yang sehat berbagai faktor yang dilakukan seperti pola makan yang baik, berolahraga rutin, dan tidur yang cukup pada malam hari.
"Durasi tidur penting, kontinuitas tidur penting, mimpi juga penting. Yang membuat kita bangun tidak segar adalah kualitas tidur yang buruk, bukan karena teringat mimpi," kata Andreas.
Namun, kata dia, seiring perkembangan zaman, terjadi pergeseran jam bekerja yang juga berdampak pada pergeseran jam tidur.
Semakin berkurangnya tidur, menurut dia, akan berakibat pada berkurangnya produktivitas dan kesehatan.
Di sisi lain, Andreas mengatakan bagi laki-laki tidur sehat akan berdampak pada kemampuan ereksi lebih baik, daripada yang tidur kurang cukup. Termasuk wanita, tidur dengan baik hormon yang melepas induk tidur sangat baik, dan terjaga kesuburan.
"Pada umumnya tidur yang baik tentu tujuh sampai sembilan jam dengan kategori anak sampai dewasa," ucap dia.