Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu diperkirakan bergerak menguat seiring dengan stabilitas perekonomian dalam negeri Indonesia.
IHSG dibuka melemah 14,97 poin atau 0,19 persen ke posisi 7.774,00. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 3,21 poin atau 0,34 persen ke posisi 951,16.
“Kabar dari Bank Indonesia (BI) mendorong penguatan pasar saham Indonesia, yang mana likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada September 2024 tumbuh stabil,” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi M2 pada September 2024 tercatat sebesar Rp9.044,9 triliun atau tumbuh sebesar 7,2 persen year on year (yoy).
Pada Kamis (24/10), Presiden Prabowo Subianto akan mengumpulkan para menteri Kabinet Merah Putih di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, untuk menyamakan visi para menteri, terutama mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan, mungkin terkait program-program dalam 100 hari ke depan era Prabowo- Gibran.
Dari mancanegara, pelaku pasar saat ini sedang melakukan analisa terkait serangkaian hasil kinerja perusahaan di bursa saham Amerika Serikat (AS) untuk mengukur kesehatan perusahaan-perusahaan besar di Bursa Wall Street.
Di sisi lain, Dana Moneter Internasional (IMF) mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,2 persen (yoy) untuk tahun 2024, sementara untuk tahun 2025 ekonomi diproyeksikan tumbuh 3,2 persen (yoy).
Proyeksi tahun 2025 tersebut lebih rendah dibandingkan perkiraan pada Juli 2024, sementara pertumbuhan jangka menengah diperkirakan akan melandai menjadi 3,1 persen (yoy), atau jauh di bawah tren sebelum pandemi COVID-19.
Dari Eropa, konsensus memperkirakan Bank Sentral Eropa (ECB) akan memangkas biaya pinjaman sekitar 130 basis poin (bps) pada akhir 2025, setelah Presiden ECB Christine Lagarde menyebut bahwa inflasi di serikat mata uang tersebut mungkin turun kembali menjadi 2 persen, atau lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.
Sementara itu, bursa saham AS Wall Street ditutup beragam pada perdagangan Selasa (22/10) waktu AS. Indeks Dow Jones melemah 0,02 persen ke 42.924,89 dan indeks S&P 500 turun 0,05 persen di posisi 5.851,2, sebaliknya, indeks Nasdaq menguat 0,18 persen ke 18.573,13.
Melemahnya Bursa Wall Street dipicu oleh lonjakan imbal hasil Treasury AS 10 tahun yang menguat 0,05 persen menyentuh level 4,21 persen pada perdagangan Selasa (22/10).
Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikei melemah 96,80 poin atau 0,25 persen ke 38.315,19, indeks Shanghai menguat 157,40 poin atau 0,77 persen ke 20.656,34, indeks Hang Seng menguat 6,57 poin atau 0,20 persen ke 3.292,44, dan indeks Strait Times menguat 21,01 poin atau 0,59 persen ke 3.608,41.
IHSG dibuka melemah 14,97 poin atau 0,19 persen ke posisi 7.774,00. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 3,21 poin atau 0,34 persen ke posisi 951,16.
“Kabar dari Bank Indonesia (BI) mendorong penguatan pasar saham Indonesia, yang mana likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada September 2024 tumbuh stabil,” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi M2 pada September 2024 tercatat sebesar Rp9.044,9 triliun atau tumbuh sebesar 7,2 persen year on year (yoy).
Pada Kamis (24/10), Presiden Prabowo Subianto akan mengumpulkan para menteri Kabinet Merah Putih di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, untuk menyamakan visi para menteri, terutama mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan, mungkin terkait program-program dalam 100 hari ke depan era Prabowo- Gibran.
Dari mancanegara, pelaku pasar saat ini sedang melakukan analisa terkait serangkaian hasil kinerja perusahaan di bursa saham Amerika Serikat (AS) untuk mengukur kesehatan perusahaan-perusahaan besar di Bursa Wall Street.
Di sisi lain, Dana Moneter Internasional (IMF) mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,2 persen (yoy) untuk tahun 2024, sementara untuk tahun 2025 ekonomi diproyeksikan tumbuh 3,2 persen (yoy).
Proyeksi tahun 2025 tersebut lebih rendah dibandingkan perkiraan pada Juli 2024, sementara pertumbuhan jangka menengah diperkirakan akan melandai menjadi 3,1 persen (yoy), atau jauh di bawah tren sebelum pandemi COVID-19.
Dari Eropa, konsensus memperkirakan Bank Sentral Eropa (ECB) akan memangkas biaya pinjaman sekitar 130 basis poin (bps) pada akhir 2025, setelah Presiden ECB Christine Lagarde menyebut bahwa inflasi di serikat mata uang tersebut mungkin turun kembali menjadi 2 persen, atau lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.
Sementara itu, bursa saham AS Wall Street ditutup beragam pada perdagangan Selasa (22/10) waktu AS. Indeks Dow Jones melemah 0,02 persen ke 42.924,89 dan indeks S&P 500 turun 0,05 persen di posisi 5.851,2, sebaliknya, indeks Nasdaq menguat 0,18 persen ke 18.573,13.
Melemahnya Bursa Wall Street dipicu oleh lonjakan imbal hasil Treasury AS 10 tahun yang menguat 0,05 persen menyentuh level 4,21 persen pada perdagangan Selasa (22/10).
Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikei melemah 96,80 poin atau 0,25 persen ke 38.315,19, indeks Shanghai menguat 157,40 poin atau 0,77 persen ke 20.656,34, indeks Hang Seng menguat 6,57 poin atau 0,20 persen ke 3.292,44, dan indeks Strait Times menguat 21,01 poin atau 0,59 persen ke 3.608,41.