Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kota Makassar menyatakan komitmennya dalam mendukung ekonomi biru dan hijau saat pembukaan konferensi internasional membahas tata kelola maritim atau The 2nd International Conference on Administrative Science (ICAS) 2024 yang berlangsung di Unhas, Rabu.
"Kami menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan ini karena sejalan dengan visi Kota Makassar dalam meningkatkan kualitas tata kelola maritim yang berkelanjutan," kata Pj Sekretaris Daerah Kota Makassar Firman Hamid Pagarra di sela-sela kegiatan tersebut.
Kegiatan yang dihelat oleh Departemen Ilmu Administrasi Universitas Hasanuddin (Unhas) pada 16-17 Oktober 2024 ini mengusung tema Bridging Waves of Change: Maritime Governance and Sustainable Development atau menjembatani gelombang perubahan yang mengarah pada tata kelola maritim dan pembangunan berkelanjutan
Ia mengatakan tema tersebut sejalan dengan posisi Kota Makassar yang strategis sebagai kota pesisir dengan potensi besar dalam sektor kelautan dan perikanan yang menjadikan Makassar pusat perdagangan kawasan Indonesia Timur.
"Posisi Makassar sebagai pusat perdagangan dan transportasi maritim memiliki potensi besar untuk dapat memaksimalkan perekonomian kota dengan mengedepankan prinsip pembangunan berkelanjutan," jelasnya.
Untuk itu, Firman mengatakan Pemkot Makassar terus mendorong penerapan ekonomi biru dan ekonomi hijau sebagai bagian dari upaya untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.
Ekonomi Hijau dan Ekonomi Biru memiliki fokus yang berbeda tetapi saling melengkapi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Ekonomi Hijau berusaha menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan secara umum, sementara Ekonomi Biru mengkhususkan diri dalam pengelolaan sumber daya laut.
"Penerapan ekonomi biru akan diintegrasikan dengan program-program yang mendukung ekonomi hijau, seperti pengurangan emisi karbon dan pengelolaan limbah yang lebih baik," katanya.
Oleh karena itu, Firman mengatakan Pemkot berkomitmen untuk menjaga tata kelola maritim secara bijak, memastikan bahwa kegiatan ekonomi tidak merusak lingkungan, tetapi justru berkontribusi pada keberlanjutan ekosistem laut.
Ia mencontohkan melalui Dinas Perikanan dan Pertanian mendorong praktik perikanan berkelanjutan yang tidak hanya meningkatkan hasil tangkapan, tetapi juga menjaga kualitas lingkungan laut.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar Muhammad Roem menekankan pentingnya pengembangan wisata bahari sebagai bagian dari ekonomi biru dan ekonomi hijau untuk mendorong pertumbuhan pariwisata yang berkelanjutan.
"Potensi wisata bahari di Makassar sangat besar, mulai dari keindahan pantai hingga kekayaan bawah laut yang dapat menjadi daya tarik wisatawan domestik dan mancanegara," ujar dia.
Roem berharap dengan mengedepankan prinsip keberlanjutan bentuk komitmen memanfaatkan potensi wisata bahari secara optimal sambil tetap menjaga kelestarian lingkungan.
"Kami menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan ini karena sejalan dengan visi Kota Makassar dalam meningkatkan kualitas tata kelola maritim yang berkelanjutan," kata Pj Sekretaris Daerah Kota Makassar Firman Hamid Pagarra di sela-sela kegiatan tersebut.
Kegiatan yang dihelat oleh Departemen Ilmu Administrasi Universitas Hasanuddin (Unhas) pada 16-17 Oktober 2024 ini mengusung tema Bridging Waves of Change: Maritime Governance and Sustainable Development atau menjembatani gelombang perubahan yang mengarah pada tata kelola maritim dan pembangunan berkelanjutan
Ia mengatakan tema tersebut sejalan dengan posisi Kota Makassar yang strategis sebagai kota pesisir dengan potensi besar dalam sektor kelautan dan perikanan yang menjadikan Makassar pusat perdagangan kawasan Indonesia Timur.
"Posisi Makassar sebagai pusat perdagangan dan transportasi maritim memiliki potensi besar untuk dapat memaksimalkan perekonomian kota dengan mengedepankan prinsip pembangunan berkelanjutan," jelasnya.
Untuk itu, Firman mengatakan Pemkot Makassar terus mendorong penerapan ekonomi biru dan ekonomi hijau sebagai bagian dari upaya untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.
Ekonomi Hijau dan Ekonomi Biru memiliki fokus yang berbeda tetapi saling melengkapi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Ekonomi Hijau berusaha menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan secara umum, sementara Ekonomi Biru mengkhususkan diri dalam pengelolaan sumber daya laut.
"Penerapan ekonomi biru akan diintegrasikan dengan program-program yang mendukung ekonomi hijau, seperti pengurangan emisi karbon dan pengelolaan limbah yang lebih baik," katanya.
Oleh karena itu, Firman mengatakan Pemkot berkomitmen untuk menjaga tata kelola maritim secara bijak, memastikan bahwa kegiatan ekonomi tidak merusak lingkungan, tetapi justru berkontribusi pada keberlanjutan ekosistem laut.
Ia mencontohkan melalui Dinas Perikanan dan Pertanian mendorong praktik perikanan berkelanjutan yang tidak hanya meningkatkan hasil tangkapan, tetapi juga menjaga kualitas lingkungan laut.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar Muhammad Roem menekankan pentingnya pengembangan wisata bahari sebagai bagian dari ekonomi biru dan ekonomi hijau untuk mendorong pertumbuhan pariwisata yang berkelanjutan.
"Potensi wisata bahari di Makassar sangat besar, mulai dari keindahan pantai hingga kekayaan bawah laut yang dapat menjadi daya tarik wisatawan domestik dan mancanegara," ujar dia.
Roem berharap dengan mengedepankan prinsip keberlanjutan bentuk komitmen memanfaatkan potensi wisata bahari secara optimal sambil tetap menjaga kelestarian lingkungan.