Kendari (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Bombana menyebut bahwa sebanyak 428 ekor sapi di Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mati yang diduga disebabkan oleh virus Jembrana.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bombana Sarif saat dihubungi di Kendari, Kamis, mengatakan bahwa 428 ekor sapi ternak milik warga yang mati itu tersebar di empat kecamatan.
"Tersebar di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Rarowatu, Rarowatu Utara, Lantari Jaya, dan Kecamatan Rumbia," kata Sarif.
Dia menyebutkan bahwa berdasarkan informasi dari masyarakat pemilik ternak tersebut, sapi mereka tiba-tiba mati mendadak, yang mereka duga karena terserang virus Jembrana.
"Sesuai juga hasil laboratorium, teridentifikasi bahwa (disebabkan oleh) virus Jembrana," ujarnya.
Sarif mengungkapkan bahwa dalam menangani kasus tersebut, pihaknya telah merespon cepat dengan menurunkan petugas untuk mengevakuasi bangkai sapi yang mati dan langsung.
"Langkah-langkah yang kami ambil dari Dinas Pertanian itu, yang pertama memberikan vaksin ,vitamin, anti biotik, dan penurun panas kepada sapi warga yang belum terserang virus, serta melakukan desinfektan kandang," ungkap Sarif.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bombana Sarif. (ANTARA/HO-Dinas Pertanian Bombana)
Sementara itu, dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra melalui Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan atau Distanak juga telah mengambil langkah cepat untuk menangani virus Jembrana di wilayah Bumi Anoa dengan mendistribusikan sebanyak 15 ribu dosis vaksin Jembrana terhadap sapi Bali di wilayah Sulawesi Tenggara.
Kepala Distanak Provinsi Sultra La Ode Muhammad Rusdin Jaya mengatakan bahwa berdasarkan pantauan di lapangan, pihaknya telah menemukan kasus Jembrana yang telah menyebar ke beberapa daerah di Provinsi Sultra.
Rusdin mengungkapkan bahwa untuk mengantisipasi penyebaran penyakit ternak itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas kabupaten/kota se-Sultra untuk menyalurkan vaksin Jembrana kepada sapi ternak milik masyarakat yang terindikasi terpapar Jembrana.
“Sudah kami lakukan koordinasi dengan kesehatan hewan kabupaten dan kota perihal dukungan penyediaan vaksin Jembrana,” ungkap Rusdin Jaya.
Diketahui, penyakit Jembrana hanya menyerang sapi bali (tidak menular pada sapi jenis lain) dan tidak bersifat zonosis. Penyakit itu juga tidak dapat menular dari hewan ke manusia maupun sebaliknya.
Penyakit yang disebabkan oleh retrovirus pada sapi bali itu ditandai dengan demam tinggi, peradangan selaput lendir mulut, pembesaran kelenjar pertahanan, dan mencret (diare) bercampur darah, hingga kematian ternak.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bombana Sarif saat dihubungi di Kendari, Kamis, mengatakan bahwa 428 ekor sapi ternak milik warga yang mati itu tersebar di empat kecamatan.
"Tersebar di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Rarowatu, Rarowatu Utara, Lantari Jaya, dan Kecamatan Rumbia," kata Sarif.
Dia menyebutkan bahwa berdasarkan informasi dari masyarakat pemilik ternak tersebut, sapi mereka tiba-tiba mati mendadak, yang mereka duga karena terserang virus Jembrana.
"Sesuai juga hasil laboratorium, teridentifikasi bahwa (disebabkan oleh) virus Jembrana," ujarnya.
Sarif mengungkapkan bahwa dalam menangani kasus tersebut, pihaknya telah merespon cepat dengan menurunkan petugas untuk mengevakuasi bangkai sapi yang mati dan langsung.
"Langkah-langkah yang kami ambil dari Dinas Pertanian itu, yang pertama memberikan vaksin ,vitamin, anti biotik, dan penurun panas kepada sapi warga yang belum terserang virus, serta melakukan desinfektan kandang," ungkap Sarif.
Sementara itu, dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra melalui Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan atau Distanak juga telah mengambil langkah cepat untuk menangani virus Jembrana di wilayah Bumi Anoa dengan mendistribusikan sebanyak 15 ribu dosis vaksin Jembrana terhadap sapi Bali di wilayah Sulawesi Tenggara.
Kepala Distanak Provinsi Sultra La Ode Muhammad Rusdin Jaya mengatakan bahwa berdasarkan pantauan di lapangan, pihaknya telah menemukan kasus Jembrana yang telah menyebar ke beberapa daerah di Provinsi Sultra.
Rusdin mengungkapkan bahwa untuk mengantisipasi penyebaran penyakit ternak itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas kabupaten/kota se-Sultra untuk menyalurkan vaksin Jembrana kepada sapi ternak milik masyarakat yang terindikasi terpapar Jembrana.
“Sudah kami lakukan koordinasi dengan kesehatan hewan kabupaten dan kota perihal dukungan penyediaan vaksin Jembrana,” ungkap Rusdin Jaya.
Diketahui, penyakit Jembrana hanya menyerang sapi bali (tidak menular pada sapi jenis lain) dan tidak bersifat zonosis. Penyakit itu juga tidak dapat menular dari hewan ke manusia maupun sebaliknya.
Penyakit yang disebabkan oleh retrovirus pada sapi bali itu ditandai dengan demam tinggi, peradangan selaput lendir mulut, pembesaran kelenjar pertahanan, dan mencret (diare) bercampur darah, hingga kematian ternak.